Pj Gubernur Jabar Desak LRT Bandung Segera Groundbreaking, Sudah Terlalu Banyak Study

Presiden Joko Widodo sudah menyetujui anggaran pembangunan LRT di Bandung, dengan dana Rp 10,9 triliun.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin di Gedung Sate, Selasa (3/10/2023). Bey Machmudin mendesak agar Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Bandung Raya segera dibangun untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Bandung Raya di bidang transportasi massal.  

"Kenapa tidak terlalu banyak digunakan, karena interval waktunya masih jauh, kita inginkan setengah jam sekali atau seperti seperti KRL Jabodetabek," katanya.

Sudah Disetujui Pusat

Kereta Cepat Whoosh yang menghubungkan Jakarta-Bandung baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (2/10/2023).

Kereta Cepat Whoosh masih akan gratis hingga pertengahan Oktober 2023 sebelum akhirnya resmi berbayar.

Jokowi mengatakan kalau tarif kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan berkisar Rp 250 ribu-Rp 300 ribu.

Setelah meresmikan Kereta Cepat Whoosh, Jokowi membuka rencana melanjutkan proyek kereta cepat itu sampai Surabaya.

Saat ini, masih dalam tahap studi yang rencananya akan selesai dua pekan lagi.

Khusus Bandung, Jokowi juga sempat mengatakan perlunya moda transportasi yang terkoneksi dengan Kereta Cepat Whoosh yakni LRT atau Light Rail Transit.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengatakan Presiden Joko Widodo mengarahkan agar Kereta Cepat Whoosh terkoneksi dengan berbagai moda transportasi lainnya.

Di antaranya yang akan digarap adalah lintas rel terpadu (LRT).

"Waktu ratas (rapat terbatas) yang Minggu lalu, ya itu kan disetujui LRT. LRT Bali juga disetujui nanti. Disebutkan bahwa Bapak Presiden menyetujui. Segera studinya. Trasenya itu yang dari Babakan Siliwangi ke Leuwipanjang, 15 kilo. Nilainya sekitar Rp 10,9 triliun," kata Bey, Senin (2/10/2023).

Dia mengatakan, teknologi LRT ini sudah banyak dan selanjutnya ditentukan mana yang terbaik dan akan lebih cepat lagi, sehingga bisa dilaksanakan groundbreaking tahun depan.

"Jadi tidak hanya studi terus, supaya ada lah karena kan secara pemecahan kebutuhan kemacetan di Bandung itu harus ada yang ekstrem lah, jangan hanya di bus. Kan tetap orang akan beralih ke transportasi umum kalau ada," katanya.

(Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam)

 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved