Berita Viral
Viral Kisah Sasmiati dan 3 Anaknya Penyandang Disabilitas, Tak Dapat Bansos karena Tak Punya E-KTP
Kisah Sasmiati, penyandang disabilitas yang tak pernah mendapat bantuan sosial (bansos) karena tidak memiliki e-KTP beredar viral di media sosial.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Kisah Sasmiati, penyandang disabilitas yang tak pernah mendapat bantuan sosial (bansos) karena tidak memiliki e-KTP beredar viral di media sosial.
Awalnya, kisah ini menjadi perhatian sejak mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyorotnya.
Hal tersebut disampaikan Susi Pudjiastuti dalam akun X miliknya pada Selasa (3/1/2023) lalu.
"Adakah yg bisa buatkan E KTP nya dan antarkan lalu daftarkan? Kalau sudah jadi saya ganti biayanya," tulis Susi Pudjiastuti.
Hal itu lantas mendapatkan respon dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak melalui cuitannya.
"Terima kasih bu @susipudjiastuti. Kami sudah koordinasikan dengan dinsos agar segera ada penanganan," cuitnya.
Lantas seperti apa kisahnya?
Dilansir dari TribunMataraman, Sasmiati tinggal bersama ketiga orang anaknya yang juga mengalami disabilitas mental.
Selama ini, mereka tinggal di rumah tidak layak huni di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Baca juga: Viral Kisah Pria Copot Penutup Plang Parkir Gratis di Minimarket, Cekcok dengan Tukang Parkir
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, keluarga ini tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah karena tidak memiliki e-KTP.
Kepala Desa Pagerwojo, Mujiadi menjelaskan, suami Sasmiati meninggal dunia beberapa tahun lalu.
"Bu Sasmiati secara fisik sehat, tapi mohon maaf mentalnya kurang sehat," kata Mujiadi pada Selasa (3/10/2023).
Sebelumnya, ibunda Sasmiati, Warti juga tinggal bersama mereka di rumah tersebut.
Sebab, rumah yang kini ditinggali Sasmiati itu milik sang ibu.
Sekitar setahun lalu, Warti ikut anaknya yang lain di Kalimantan dan tersisa Sasmiati dan anak-anaknya di rumah tersebut.
Sejak itu pula, bantuan sosial dari pemerintah tak pernah mengalir lagi ke keluarga Sasmiati.
Karena, setelah ibunya pindah ke Kalimantan, kartu keluarga Sasmiati dan Warti (ibunya) pisah.
"Dulu Sasmiati satu KK dengan ibunya, Warti. Karena ibunya pindah ke Kalimantan, KK-nya dipisah, akhirnya (Sasmiati) tidak dapat bantuan," ujar Mujiadi.
Mujiadi menjelaskan, pihak desa sempat ragu memberikan bantuan karena khawatir adanya dobel penerima bantuan.
"Kemarin desa juga masih ragu untuk memberikan bantuan BLT, karena khawatir dobel penerima bantuan. Karena kami juga belum kroscek statusnya," katanya.
Untuk menyambung hidup sehari-hari, Sasmiati dan anak-anaknya menggantungkan hidup dari bantuan tetangga.
Selain itu, anak pertama Sasmiati, Guruh Rahayu ikut kerja di persewaan sound system milik tetangganya.
Karena tahu kondisi Guruh, pemilik persewaan sound system tidak memberikan semua gaji berapa uang kepada Guruh.
Biasanya, sebagian gaji diberikan berupa sembako dan langsung diserahkan kepada Sasmiati.
Baca juga: Viral Kisah Haru Driver Ojol Disabilitas Dapat Rezeki Nomplok dari Bule, Berjuang Demi Ibu dan Adik
"Kalau gajian tidak dikasihkan ke anaknya uang full, sebagian dibelikan beras. Karena kalau diberikan uang full dihabiskan anaknya. Dari Lazisnu Desa Pagerwojo juga rutin memberikan bantuan ke keluarga Sasmiati tiap bulan," ujarnya.
Sedang dua anak perempuan Sasmiati, masih sekolah di SLB Kesamben. Setiap hari, kedua anak perempuan Sasmiati jalan kaki dari rumah ke sekolah.
"Dua anak perempuannya tiap hari jalan kaki dari rumah ke sekolah. Kami suruh naik ojek mereka juga tidak mau," katanya.
Menurutnya, Sasmiati sebenarnya punya saudara satu desa tapi beda RT di Desa Pagerwojo.
Usulan Bedah Rumah
Mujiadi mengungkap, pihaknya pernah mengajukan program bedah rumah kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Blitar untuk perbaikan rumah Sasmiati.
Namun, usulan bedah rumah tidak mendapat respons dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Blitar.
"Kami mengusulkan program bedah rumah sekitar dua atau tiga tahun lalu tapi dari Dinas Perkim tidak berani karena dindingnya tembok. Dinas Perkim juga tidak paham kalau pemiliknya disabilitas," kata Mujiadi, dikutip dari TribunMataraman.
Dikatakan Mujiadi, kondisi bangunan tembok bangunan utama rumah memang masih kuat, tapi lantainya sudah hancur. Sedang bangunan dapur sudah rusak parah.
Namun, kata Mujiadi, sekarang Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sudah menyanggupi melakukan bedah rumah untuk memperbaiki rumah Sasmiati.
Perwakilan dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sudah mengecek kondisi rumah Sasmiati, Selasa (3/10/2023).
Tak hanya dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman saja, perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Blitar dan Dinas Sosial Provinsi Jatim juga sudah datang ke rumah Sasmiati.
"Dari kecamatan, puskesmas dan polsek juga sudah datang ke lokasi. Alhamdulillah sudah direspons dan mudah-mudahan segera tertangani masalah bantuan untuk keluarga Sasmiati," ujarnya.
Ternyata Sudah Punya E-KTP
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Blitar, Bambang Dwi Purwanto mengatakan setelah ditelusuri lewat Dispendukcapil dan Dinsos, Sasmiati sudah memiliki KTP elektronik.
Keluarga Sasmiati juga masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan masuk penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan data kemiskinan ekstrem melalui SK Bupati.
"Kami juga langsung melihat kondisi rumah yang bersangkutan. Soal perbaikan rumah, kami koordinasi dengan Dinas Perkim. Hari ini Dinas Perkim juga turun ke lapangan melakukan asesmen," katanya.
Soal keluarga Sasmiati tidak menerima bantuan PKH selama setahun terakhir setelah pisah KK dengan ibunya, Dinsos masih menelusuri historisnya.
"Jadi gini, siapapun masyarakat yang menurut pemerintah desa layak jadi penerima PKH itu harus diusulkan, sifatnya diusulkan. Porsi kami, yaitu desa dan kabupaten punya porsi mengusulkan. Itu yang perlu dicatat," ujarnya.
"Kalau sudah masuk penerima bantuan, tapi untuk PKH setahun ini belum menerima, kami cek historisnya dulu," lanjutnya.
(Tribunjabar.id/Rheina Sukmawati) (TribunMataraman.com/Samsul Hadi)
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
#BeritaViral
Fakta-fakta Film Animasi Merah Putih: One For All Senilai Rp6,7 Miliar yang Viral Tuai Kritikan |
![]() |
---|
Sosok Pemobil yang Viral Ngaku Aparat dan Bawa Pistol di Tangsel Ternyata Jaksa, Kejagung Minta Maaf |
![]() |
---|
Sosok Ismanto Tukang Jahit Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Kantor Pajak Klarifikasi Beber Penyebabnya |
![]() |
---|
Kisah Hendry Pemuda Sumedang Nekat Jalan Kaki ke Makkah Modal Rp50 Ribu Tempuh Perjalanan 9 Bulan |
![]() |
---|
Viral Buruh di Pekalongan Kaget Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Hidup Sederhana di Gang Sempit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.