Tinggi Permukaan Air Waduk Jatigede Sumedang Turun karena Kemarau Panjang, BPBD: Belum Kritis

Dia mengatakan, kondisi surutnya Waduk Jatigede mungkin akan terus berlangsung seiring dengan kemarau yang masih akan terjadi.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Pesepeda motor melintasi jalan yang muncul kembali akibat Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang surut, Minggu (1/10/2023). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Sumedang berimbas juga pada elevasi air di Waduk Jatigede.

Bendungan yang menampung air dari Sungai Cimanuk ini mengalami kesurutan.

Jika ketinggian permukaan air (elevasi) Waduk Jatigede dalam keaadan normal adalah 262 meter di atas permukaan laut (mdpl), maka kini terjadi penurunan ke 253 mdpl.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, mengatakan, penurunan terjadi sebagai dampak kemarau yang membuat suplai air dari sungai ke waduk itu sedikit.

Penampakan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang yang airnya surut, Minggu (1/10/2023), Kondisi ini imbas dari kemarau panjang.
Penampakan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang yang airnya surut, Minggu (1/10/2023), sebagai imbas kemarau panjang. (Tribun Jabar/ Kiki Andriana)

Namun, penurunan tersebut dinilai Atang masih dalam batas wajar.

Lagi pula, kata dia, kondisi air di Jatigede saat ini masih dalam kondisi bagus.

"Air masih bagus kondisinya dan belum dikatakan kritis," kata Atang, Minggu (1/10/2023).

Dia mengatakan, kondisi surutnya Jatigede mungkin akan terus berlangsung seiring dengan kemarau yang masih akan terjadi.

Di Sumedang, kemarau sudah berlangsung sejak Juni 2023.

Baca juga: Kemarau Panjang, Waduk Jatigede Sumedang Surut, Puing-puing Bangunan Rumah Warga Muncul Kembali

Menurut Atang, sesuai dengan prakiraan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan akan terjadi di Sumedang pada akhir tahun ini.

"Mungkin November-Desember, atau lewat sedikit ke Januari 2024," kata Atang.

Di Jatigede, air surut nyaris setiap tahun, bahkan sejak kawasan ini diairi pada delapan tahun silam.

Namun, setiap kali surut terjadi, Atang menegaskan belum ada dampak yang serius dari penurunan elevasi air itu.

"Terjadi penurunan tapi tidak membawa dampak," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved