Rahmat Juliadi Apresiasi Pemkab Sumedang Sering Buat Aplikasi, Tapi Sindir Kurang Efektif

Pemerintah Kabupaten Sumedang banyak membuat aplikasi digital untuk memudahkan urusan warga, mulai dari aplikasi pemantau stunting hingga aplikasi inf

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Istimewa
drg. Rahmat Juliadi, Anggota Komisi DPRD Sumedang dari Fraksi PKS 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang banyak membuat aplikasi digital untuk memudahkan urusan warga, mulai dari aplikasi pemantau stunting hingga aplikasi informasi kebutuhan pokok.

Hal ini dilakukan pada masa kepemimpinan bupati dan wakil bupati, Dony Ahmad Munir dan Erwan Setiawan pada 2018-2023. Namun, aplikasi itu dinilai DPRD Sumedang, banyak yang kurang efektif.

Karenanya, pada masa pemerintahan transisi yang dipimpin Penjabat Bupati, Herman Suryatman, 20123-2024, DPRD mengingatkan agar Pemkab Sumedang tidak terlalu fokus kepada pembuatan aplikasi.

"Ya kami apresiasi, tapi lebih baik optimalkan dahulu yang ada," kata kata drg. Rahmat Juliadi, Anggota Komisi DPRD Sumedang Fraksi PKS kepada TribunJabar.id, Selasa (26/9/2023).

Rahmat mengatakan bahwa aplikasi hanyalah alat. Aksi yang sesungguhnya untuk membuat masyarakat sejahtera adalah kerja di lapangan.

"Itu hanya tools, perangkat saja, mau sebanyak apapun aplikasi yang dibuat, sebagus apapun digitalisasi, harapannya tetap harus berdampak kepada kesejahteraan," katanya.

Jikapun ada bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi sebagai reward prestasi, Rahmat menilai bantuan itu belum berampak.

Jika Kabupaten Sumedang mengunggulkan wisata sebagai salah satu alat untu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menurut Rahmat, sektor tersebut belum terlihat geliatnya.

"Dampaknya misalnya angka kunjungan wisata naik, sehingga geliat ekonomi meningkat, pengangguran berkurang, kemiskinan menurun, ini belum terjadi," katanya.

Sisi lain, aplikasi malah membuat aparatur pemerintahan kerepotan sebab harus mengisikan data kepada aplikasi A sampai Z yang masing-masing aplikasi itu menurut pantauan Rahmat, belumlah terintegrasi.

"Itu malah menambah kerja aparatur, hanya menambah pekerjaan, masukkan data ini itu, antara aplikasi satu belum terintegrasi," ujar Rahmat.

"Intinya bikin ribet dan pekerjaan baru, harusnya data terkoneksi,"

"Juga penggunaan aplikasi butuh SDM, adaptasi, tidak signifikan kepada kesejahteraan," katanya.

Rahmat memberi saran aplikasi tidak usah terlalu banyak, Yang penting, aplikasi itu berdampak.

"Aplikasi tak terlalu banyak tapi terintegrasi, terkoneksi, sehingga memudahkan baik operator maupun masyarakat," ucap Rahmat. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved