Berita Viral
Viral, Aksi Guru SMA Potong Rambut Siswi Berjilbab Diduga Dilakukan Saat Razia, Tuai Pro Kontra
Beredar video memperlihatkan guru SMA memotong rambut siswi berjilbab saat razia, viral di media sosial hingga menuai pro kontra.
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Beredar video memperlihatkan guru SMA memotong rambut siswi berjilbab saat razia di sekolah, viral di media sosial.
Sontak aksi guru SMA dalam video tersebut mendapat sorotan dari warganet hingga menuai pro kontra.
Tak sedikit warganet memberikan kecaman karena aksi guru tersebut dinilai berlebihan, namun ada juga yang membela aksi guru tersebut.
Video guru SMA memotong rambut siswi berjilbab itu dibagikan akun Twitter simbok_dharmi.
Kini, video tersebut beredar luas dibagikan ulang akun-akun Instagram satu di antaranya dibagikan @memomedsos.
Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Babinsa Cukur Rambut Siswa SMPN 1 Maniis Purwakarta
Dalam video tersebut memperlihatkan seorang guru SMA membawa gunting di tangannya.
Rupanya guru SMA tersebut hendak menggunting rambut siswi berjilab.
Saat sang guru SMA iitu memotong rambut siswi tersebut, terlihat para siswi dan siswa lainnya yang tertawa.
Terlihat aksi guru SMA itu memotong rambut siswi berjilbab itu dilakukan di sebuah kelas.
Sejumlah siswi dan siswa lainnya pun hanya bisa menonton aksi guru SMA tersebut.
Kemudian sang guru kembali memotong rambut siswi berjilbab yang duduk di samping siswi tadi.
Sementara itu terlihat siswa lainnya yang membantu membuang potongan rambut para siswa di sebuah pengki.
Sekilas terlihat rambut siswi berjilbab tersebut teruai panjang hingga tampak tak tertutupi jilbab.
Diduga guru SMA tersebut memotong rambut siswi berjilbab tersebut karena alasan tersebut.
Sementara itu, dalam keterangan disebutkan aksi guru SMA memotong rambut siswi berjilbab itu dilakukan saat razia di sekolah.
Namun dalam video tersebut tak disebutkan lokasi dan waktu peristiwa dalam video tersebut terjadi.
Akun Twitter pengunggah simbok_dharmi mengadukan kejadian tersebut kepada Kemendikbud, Kemenag hingga Humas Polri.
"Yth @Kemdikbud_RI @Kemenag_RI @DivHumas_Polri mohon dikondisikan tenaga pengajar ini dan di purna tugaskan Karena bersikap tidak sesuai dengan aturan jiwa seorang pendidik Terimakasih," tulisnya.
Kini videonya tersebar aksi guru SMA memotong rambut siswi berjilbab itu menarik perhatian pengguna media sosial.
Pasalnya kasus serupa guru memotong dan mencukur rambut siswi sempat terjadi di Lamongan.
Saat itu, guru bernama Ibu Een dilaporka karena aksinya mencukur rambut siswi yang tak memakai ciput.
Ada yang memberikan kecaman atas aksi guru SMA tersebut karena dinilai berlebihan.
Namun, ada juga warganet yang mendukung aksi guru tersebut kerena menduga siswi berjilbab itu pun salah.
Baca juga: Besok Masuk Sekolah, Mang Enduy Tukang Cukur di Pangandaran Kebanjiran Pelanggan, Terutama Anak-anak
Berikut beragam komentar warganet.
“Padahal rambut tidak mengganggu proses belajar dan mengajar. Kenapa ibu tega gunting rambut siswa cewek? Apa karna ibu gurunya botak?”
“GA JAHAT SIH EMG HARUSNYA BEGITU LAAH BERJILBAB KOK RAMBUT KELIATAN? LAWAK! TEAM GURUNYA>>>”
“Gak salah juga si Ibu Guru nya. Pake hijab itu yg bener. Masak rambutnya keluar2 gitu.”
“Gak mungkin juga sekali keliatan langsung dipotonb. Bisa jadi sudah diperingatkan berkali2, tapi anak muridnya yg ngeyel”
“Bisa jadi muridnya sudah berulang kali diperingatkan tp tetap terulang makanya dipotong bgtu, banyak juga kok murid cowok yg rambutnya panjang langsung dibotak/dipetal, tujuannya ya untuk melatih kedisiplinan murid pada aturan sekolah. kalo gamau diatur, diajarin, di didik ya gausah skolah”
“Perasaan dari dulu razia rambut di sekolah udah ada deh. Buat cowo yg rambut nya gondrong di botakin atau minimal di grepesin biar sampe rmh di rapihin lagi . Dan buat yg cwek pake hijab gaboleh sampe keliatan rambutnya seperti di video itu,” tulis beragam komentar warganet.
Kisah Lainnya - Insiden Babinsa Cukur Rambut Puluhan Siswa SMPN Maniis Purwakarta, Kadisdik Buka Suara
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta, Purwanto soroti insiden Babinsa cukur asal-asalan puluhan siswa di SMPN 1 Maniis, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Menurut Purwanto, aksi Babinsa itu disinyalir karena kepeduliannya kepada anak-anak agar bisa merubah tingkah laku dari yang melanggar aturan hingga menjadi disiplin.
"Itu termasuk pembinaan, mitigasi banyak siswa yang terindikasi melakukan hal yang tidak baik, jadi (Babinsa) diundang untuk memberikan pembinaan, itu mungkin (cukur) bentuk kecintaan Babinsa kepada anak-anak, jadi dengan model kita dulu sering di gombak dulu saya pernah dan di anggap biasa," kata Purwanto kepada wartawan di Halaman Pemkab Purwakarta, Kamis (7/9/2023).
Purwanto mengakui, perkembangan zaman merubah semua sektor termasuk di sektor pendidikan, sehingga cara mendidik anak harus disesuaikan dengan perkembangan anak dan zaman, cara menindak hingga cara memberi sanksi pun tidak sesederhana zaman dulu.
Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Babinsa Cukur Rambut Siswa SMPN 1 Maniis Purwakarta
"Dunia pendidikan sudah berkembang berubah tata kelolanya, legal formal yuridis sudah berubah, aturan mengatur kehidupan anak pendidikan, mungkin polanya masih pake paradigma lama, dulu kita di gundul balik paling nyari topi sekarang sudah berubah. Dengan cara kolaborasi, bagaimana upaya penanganan bisa berkembang sesuai zaman, semangat kita memberikan pelayanan terbaik kepada anak-anak," katanya.
Dirinya menjelaskan, terdapat program yang mengharuskan TNI-Polri hingga pemerintah masuk ke dalam ranah sekolah, mereka secara rutin diundang untuk memberikan pembinaan kepada para siswa terutama siswa yang memiliki catatan kenakalan remaja
"Karena sekolah mempunyai kelemahan, sekolah tidak punya wilayah teritorial masuk ke masyarakat, susah engga berani memitigasi melakukan upaya-upaya pencegahan anak-anak, ada yang nongkrong sambil merokok, itu engga pantas dilakukan pelajar menggunakan seragam itu di cegah di bubarkan oleh Babinsa, lewat mengundang Babinsa memberikan penguatan untuk membantu sekolah dalam pendidikan berkarakter," ucap Purwanto.
Ia akan terus melanjutkan program pembinaan itu karena merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan pendidikan berkarakter. Pihaknya sudah bekerjasama dengan instansi terkait untuk menindaklanjuti ke setiap sekolah, karena setiap sekolah memiliki pola asuu dan karakter anak berbeda-beda.
"Kita memberi kebebasan kepada sekolah-sekolah dalam menerapkan aturan, kalo kita di kabupaten sudah ada aturan yang berjalan, bagaimana sekolah bisa menyelesaikan masalah dengan pola edukatif, dengan mekanisme yang benar misal surat teguran panggilan orang tua, itu harus di terjemahkan sekolah-sekolah, karena nilai dan adatnya berbeda-beda," katanya.(*)
Hotel di Tangsel Gusar Dapat Tagihan Royalti dari LMKN, padahal Memang Pelihara Burung: Main Tembak |
![]() |
---|
Kakek di Makassar Ditangkap karena Curi Sepatu Rp9,1 Juta, Dijual Rp85 Ribu untuk Bayar Kosan |
![]() |
---|
Sosok Kades Cianaga Wardi Sutandi di Sukabumi Disorot Dedi Mulyadi atas Kasus Bocah Penuh Cacing |
![]() |
---|
Kisah Raya Bocah di Sukabumi Meninggal usai Tubuhnya Dipenuhi Cacing, Dedi Mulyadi Ancam Sanksi Desa |
![]() |
---|
Nasib ASN di Landak Kalbar Viral Main HP & Merokok saat Upacara 17 Agustus, Bupati: Sanksi Setimpal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.