Harga Beras di Pasar Tradisional Cimahi Melonjak, Imbas Kemarau Panjang dan Hasil Penen Menurun
Harga beras di pasar tradisional Kota Cimahi terus mengalami kenaikan hingga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) sejak satu bulan yang lalu.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Harga beras di pasar tradisional Kota Cimahi terus mengalami kenaikan hingga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) sejak satu bulan yang lalu imbas musim kemarau panjang.
Naiknya harga beras tersebut karena hasil panen petani di berbagai daerah menurun akibat sawahnya mengalami kekeringan selama musim kemarau, sehingga kondisi ini menyebabkan produksi beras menjadi sangat minim.
Pedagang beras di Pasar Atas Baru Kota Cimahi, Moreno (33) mengatakan, awalnya harga beras medium hanya Rp 11 ribu per kilogram dengan HET Rp 10.900, sedangkan saat ini harganya sudah naik menjadi Rp 13.500 per kilogram.
"Kalau beras premium dari normalnya Rp 12.500 dengan HET Rp 13.900 per kilogram, saat ini sudah naik menjadi Rp 14.500 per kilogram," ujarnya saat ditemui di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Selasa (5/9/2023).
Ia mengatakan, harga beras tersebut sudah mulai naik sejak Juli 2023, kemudian pada Agustus harga beras itu semakin tinggi dan hingga saat ini harga tertinggi masih tetap bertahan.
"Jadi memang harga beras sekarang ada kenaikan sejak Juli, kemudian Agustus kemarin naiknya paling tinggi. Terus selang sehari, harganya naik terus," kata Moreno.
Dengan kenaikan harga beras tersebut, kata dia, tentu berdampak terhadap daya beli masyarakat yang mulai mengurangi jumlah pembelian seperti yang biasanya membeli 10 kilogram dikurangi menjadi 5 kilogram.
"Kebanyakan, sekarang masyarakat membeli beras ini dikurangi karena kan harganya memang mahal. Jadi, kondisi ini berdampak juga bagi pendapatan saya," ucap Moreno.
Menurutnya, kenaikan harga beras itu akibat kemarau panjang yang menyebabkan hasil panen petani dan produksi beras di berbagai wilayah mengalami penurunan, sehingga harga jual dari pemasok mengalami kenaikan.
"Jadi dari pemasok harganya memang sudah naik, saya dikirim dari Cianjur, Sargen dan daerah lainnya. Kalau sekarang memang masih ada stok, tapi belum tentu aman karena pasokannya mulai berkurang," ujarnya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi Tita Mariam mengatakan, kenaikan harga beras tersebut sudah terjadi sejak kemarau panjang hingga menyebabkan sawah para petani mengalami kekeringan.
"Musim kemarau mempengaruhi penurunan produksi dan produktifitas. Jadi, ketika barang berkurang, otomatis ada kenaikan harga, itu hukum ekonomi," kata Tita.
Kendati demikian, pihaknya memastikan hingga saat ini stok beras masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Cimahi dan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait soal kenaikan harga beras tersebut. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
Harga Beras Tak Kunjung Turun, Pengamat Sebut Pedagang dan Penggilingan Diselimuti Ketakutan |
![]() |
---|
30 Tempat Nobar Persib Bandung Lawan PSIM Yogyakarta di Bandung Raya, Pekan Ketiga Super League |
![]() |
---|
Sosok Mentan Amran Sulaiman Disorot, Bandingkan Harga Beras dengan Jepang: Naik Sedikit Ribut |
![]() |
---|
20 Lokasi Nobar Persib Bandung vs PSIM Yogyakarta di Bandung hingga Cimahi, Bobotoh Merapat |
![]() |
---|
Pemkot Cimahi Targetkan 75 Ribu Siswa Jalani Pemeriksaan Kesehatan Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.