Keberhasilan dan Kegagalan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum Selama Pimpin Jabar Menurut Pengamat

Jika berpatokan pada hasil survei, indeks kepuasan dan kepercayaan publik terhadap Ridwan Kamil angkanya sangat tinggi, mencapai 85 persen. 

|
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Uu Ruzhanul Ulum dan Ridwan Kamil saat menyapa warga di acara West Java Festival di Stadion Siliwangi, Bandung, Minggu (3/9/2023) malam. Masa tugas Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum selesai pada Selasa (5/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Firman Manan, mengatakan, jika berpatokan pada hasil survei, indeks kepuasan dan kepercayaan publik terhadap Ridwan Kamil angkanya sangat tinggi, mencapai 85 persen. 

Seperti diketahui, masa jabatan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, dan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum,bakal berkahir pada Selasa (5/9 2023).

Selama menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, pasangan yang akrab disapa Rindu ini, menurut Firman, sudah banyak melakukan perubahan untuk Jabar.

Tentu tidak semua optimal dilakukan karena dua tahun lebih, pemerintah hanya fokus pada penanganan pandemi Covid-19. 

Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat publik puas dengan kinerja Ridwan Kamil.

Satu di antaranya kemampuan komunikasi publik yang dimiliki Ridwan Kamil, baik itu melalui media sosial atau pun secara langsung di masyarakat. 

Baca juga: Ridwan Kamil Jadi Host Sebelum Smash dan Wika Salim Naik Panggung, Sampaikan Pesan Ini ke Warga

"Sehingga level kepercayaan publiknya juga menjadi tinggi," ujar Firman Manan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (4/9/2023).

Dalam hal penanganan Covid-19, kata dia, ada dua aspek yang menjadi sorotan, yakni kesehatan dan ekonomi.

Menurutnya, penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar patut diapresiasi, meski sempat terjadi penurunan, namun Jabar masih tertinggi dalam menarik investor.

"Saya pikir layak diapresiasi dengan membuat Pikobar, Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, pada saat Covid-19 itu. Lalu soal ekonomi, tentu ada penurunan, tapi kan ada upaya untuk meningkatkan, termasuk investasi di Jabar itu selalu tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain," katanya.
 
Firman pun tidak memungkiri, tidak mudah bagi kepala daerah mengelola pemerintahan di masa krisis seperti saat pandemi Covid-19.

"Kalau dilihat kepemimpinan di masa krisis itu juga layak diapresiasi," ucapnya.

Masalah infrastruktur, kata dia, di masa kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum ada beberapa yang berhasil diselesaikan. Di antaranya pembangunan Tol Cisumdawu dan bangunan Masjid Al Jabbar. 

Baca juga: Agenda Terakhir Ridwan Kamil Jadi Gubernur Jawa Barat, "Dikeroyok" Ibu-ibu Peserta ESQ Training

"Jalan Tol Cisumdawu itu support dari pemerintah pusat, tapi kalau tidak ada komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat, belum tentu juga bisa diselesaikan atau hal yang monumental salah satunya Masjid Al Jabbar. Kalau saya bilang itu legacy yang terlihat," katanya.

Meski banyak program yang telah dilakukan, bukan berarti kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum tanpa cela. Masih ada beberapa janji politik belum terealisasi dan masalah yang belum tuntas. 

"Salah satu janji politiknya yaitu pemerataan pembangunan di kawasan Jabar selatan. Ini saya pikir menjadi catatan, Jabar selatan bagaimana pun belum bisa mengejar ketertinggalan pembangunan di Jabar bagian tengah dan utara," ucapnya. 

Kedua, kata dia, terkait masalah toleransi antarumat beragama di Jabar. Pada beberapa kasus, masih ada peristiwa yang membuat Jabar ini dinobatkan sebagai provinsi intoleran. 

"Walaupun ini case by case ya. Ada beberapa hasil kajian yang menyatakan ada isu intoleransi di Jabar. Isunya tentu antara umat beragama, dari setara itu menyebutkan Jabar sebagai provinsi intoleran, kemudian indeks kerukunan umat beragama dari Kemenag juga, Jabar masih sangat rendah, tentu itu menjadi catatan," katanya.

Menurutnya, pembangunan dan pemerataan wilayah itu tidak hanya soal kesejahteraan. Tapi, soal bagaimana wilayahnya kondusif salah satunya menyelesaikan masalah intoleransi.

Baca juga: Ridwan Kamil Bakal Tinggalkan Gedung Pakuan, Tapi Takkan Pulang ke Rumah Botol di Cigadung

"Setahu saya juga sudah banyak hal dilakukan, tapi di beberapa wilayah case by case, saya bilang, ada beberapa hal yang belum optimal," ucapnya. 

Tugas Pj Gubernur

Beberapa masalah yang belum selesai di masa kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, tentu menjadi tugas dari Penjabat (PJ) Gubernur Jabar, Bey Mahmudin. 

Tugas Pj itu, kata dia, melanjutkan dan mengoptimalkan program dan agenda kebijakan yang sudah dijalankan. 

"Ya, kalau menurut saya harus diupayakan. Misalnya recovery ekonomi itu menjadi salah satu yang fokus utama, termasuk soal isu intoleransi," katanya.

"Jadi, tidak perlu memikirkan program atau agenda kebijakan baru," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved