Kota Bandung Raih Juara di HUT Jabar, Posyandu Terbaik Hingga Juara Tangani Kebakaran dengan Kojing

ertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-78 Jawa Barat, Kota Bandung. Pasalnya, meraih juara pertama dan penghargaan terbaik dalam empat kategori lomba.

Penulis: Tiah SM | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/TIAH SM
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-78 Jawa Barat, Sabtu (19/8/2023), Kota Bandung meraih juara pertama dan penghargaan terbaik dalam empat kategori lomba. 

Untuk meningkatkan predikat KLA di Kota Bandung, ia menambahkan, ada beberapa poin yang masih perlu dioptimalkan

"Beberapa komponen saya yakin sudah menunjukkan progres yang cukup baik. Sehingga di tahun depan Kota Bandung sudah naik predikat KLA. Utamanya, hal-hal yang terlihat untuk ukuran sebuah KLA itu harus benar-benar kita realisasikan," ujarnya.

Ia mengatakan, sebuah KLA jangan sampai kesehatan anak terancam di kawasan yang seharusnya bebas asap rokok.

Lalu, optimalisasi sarana prasarana bermain anak, dan program yang meningkatkan daya tumbuh kembang anak.

Sementara itu, Inovator Kojing, Cecep Rustiana memaparkan, sebelum menjuarai lomba inovasi teknologi tepat guna, ia bersaing dengan 18 peserta dari kabupaten kota berkompetisi.

"Alhamdulillah saya terpilih mewakili Kota Bandung di tingkat Jawa Barat dan mendapat juara 1 juga melalui Kojing ini," ucap Cecep.

Ia menjelaskan, Kojing sebetulnya sama dengan pompa-pompa pada umumnya, tapi lebih praktis dan tidak perlu perawatan yang rutin atau ribet seperti pompa mesin.

Baca juga: Dapat Nilai 10 dari Kang Emil, Anak Eks Kapolres Sukabumi Jadi Anggota Paskibraka HUT RI di Gasibu

"Permasalahan pompa yang biasa (mesin) itu jika lama tidak digunakan, akan sulit kembali saat dinyalakan. Harus dirawat, setiap hari rajin dinyalakan. Ukurannya juga besar dan berat," katanya.

Sehingga ia membuat Kojing agar lebih efektif dan efisien dalam penanganan kebakaran di lingkungan. Sebab banyak pompa mesin yang gagal fungsi saat ada kebakaran karena sudah lama tidak digunakan.

"Tekanan itu tercipta dari pompa yang diputar dengan mesin. Saya cari prinsip sederhana untuk memutar baling-baling tanpa mesin. Minimal itu butuh tekanan minimal di 3,5 bar atau 3.500 rpm putaran," sebutnya.

Sebenarnya baling-baling bisa diputar menggunakan tangan atau gowesan sepeda. Namun, butuh tenaga yang cukup banyak dan melelahkan.

"Ada satu alat yang bisa mencapai hasil maksimal yakni dengan menggunakan motor. Kojing ditempelkan dengan roda belakang sepeda motor pakai as. Nanti saat motor digas, bisa menghasilkan putaran lebih dari 3.500 rpm. Bahkan hasil tekanannya bisa mencapai 5 bar," ungkap Cecep.

Kojing adalah salah satu bagian dari program Sprinkler Warga. Sementara Sprinkler Warga merupakan cara Diskar PB memanajemen air di rumah-rumah warga saat terjadi kebakaran.

"Kita buat instalasi airnya. Alat yang bisa menciptakan tekanan itu cuma pompa. Di sinilah kojing dibutuhkan. Sehingga saat terjadi kebakaran, kita tidak bingung lagi harus cari air di mana. Alatnya pun sudah tersedia yakni kojing. Masyarakat bisa lebih cepat memadamkan api sebelum petugas datang," tuturnya.

Baca juga: Pengamat Politik Bilang Jabar Memang Lumbung Suara, Tapi Caleg Sulit Dapat Suara Karena Kondisi Ini

Sebab menurut Cecep, prinsip dalam memadamkan api bukan karena volume, tapi tekanan air, Jika ada satu toren di rumah yang digunakan untuk sprinkler, bisa memadamkan api selama 4 menit dengan bantuan kojing.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved