Tugu Koperasi Indonesia di Tasikmalaya, Cikal Bakal Sejarah Kelahiran dan Kongres Pertama Digelar

Sebagai penanda peristiwa tersebut, dibangunlah Tugu Koperasi di Jalan Mohamad Hatta No 40, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kata Tasikmalaya.

Tribun Jabar/ Aldi M Perdana
Tugu Koperasi Indonesia di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, sebagai penanda lokasi digelarnya Kongres Koperasi Pertama pada 12 Juli 1947. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA -  Hari Koperasi di Indonesia diperingati setiap tanggal 12 Juli setiap tahunnya.

Hal tersebut bertepatan dengan digelarnya Kongres Koperasi pertama pada 12 Juli 1947 di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sebagai penanda peristiwa tersebut, dibangunlah Tugu Koperasi di Jalan Mohamad Hatta No 40, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kata Tasikmalaya, Jawa Barat.

Melalui pantauan TribunPriangan.com di lokasi, Tugu Koperasi yang bercorak hitam-putih itu tampak masih utuh.

Lambang Koperasi Indonesia berwarna keemasan dengan plakat yang berada di bawahnya berbunyi, ‘PERINGATAN KONGRES KOPERASI 12 DJULI 1947 DI TASIKMALAJA’ terlihat menghiasi bagian utamanya.

Di sebelahnya, dibangun juga monumen yang terbuat dari marmer. Di sana tertera keputusan Kongres Koperasi pada 12 Juli 1947.

Tugu Koperasi Indonesia di Kota Tasikmalaya.
Tugu Koperasi Indonesia di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, sebagai penanda lokasi digelarnya kongres koperasi pertama pada 12 Juli 1947.

Di sana tertulis sebagai berikut;

“KEPUTUSAN KONGRES KOPERASI PERTAMA

TASIKMALAYA 12 JULI 1947

Dibentuk sentral organisasi KOPERASI REPUBLIK INDONESIA atau disingkat SOKRI, yang berkedudukan di TASIKMALAYA.
Azas KOPERASI INDONESIA adalah gotong royong.
Menetapkan Peraturan Dasar SOKRI.
Pengurus disusun secara presidium dengan menetapkan NITI SOEMANTRI sebagai Ketua yang diserahi kewajiban untuk menyusun Badan Pekerja dan sesuatu yang berhubungan dan keputusan kongres.
Kemakmuran rakyat harus dilaksanakan berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 dengan koperasi rakyat dan koperasi ekonomi sebagai pelaksanaannya.
Mendirikan Bank Koperasi Sentral.
Ditetapkan konsepsi koperasi rakyat desa yang meliputi tiga usaha kredit, konsumsi dan produksi dengan persyaratan bahwa koperasi rakyat desa harus dijadikan dasar sasaran Sokri.
Mempertebal dan memperluas pendidikan koperasi rakyat di kalangan masyarakat.”

Tak jauh dari sana, tulisan ‘TUGU KOPERASI’ berwarna putih juga dibangun dan tampak memanjang di pinggiran trotoar jalan.

“Tugu koperasi, selain tempat pertama kali digelar Kongres Koperasi, juga sebagai cikal bakal lahirnya Sentral Organisasi Koperasi Republik Indonesia (Sokri). Sekarang Sokri berganti nama jadi Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin),” tutur Duddy RS selaku budayawan Tasikmalaya kepada TribunPriangan.com pada Rabu (12/7/2023) melalui sambungan telepon.

Menurut Deddy, penggantian nama dari Sokri ke Dekopin terjadi pada saat Kongres Koperasi kedua digelar di Bandung, Jawa Barat pada 1953 silam.

“(Hasil Kongres Koperasi Kedua tersebut) tidak hanya mengganti nama, tapi juga mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia,” jelas Duddy.

Pada saat itu, Bung Hatta mengusulkan didirikannya 3 macam koperasi, yakni Koperasi Konsumsi yang kelak melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai, Koperasi Produksi yang merupakan wadah kaum petani, peternak, dan nelayan, serta Koperasi Kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan permodalan.

“Di tempat itu, yang dulu dijadikan Kongres Koperasi pertama itu, juga jadi kantor Pusat Koperasi Kabupaten Tasikmalaya atau yang biasa disingkat PKKT. Terakhir yang saya tahu, gedung itu digunakan sebagai pabrik tekstil,” tutur Duddy.

“Gedung PKKT harusnya jadi tempat yang monumental. Jangan hanya sekadar bangun tugu, tetapi harus dibangun juga museum. Jadi tempat latihan, dibangun outlet-outlet yang bisa menampung produk-produk koperasi,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved