Idul Adha 2023

Inilah 5 Amalan Sunah sebelum Salat Idul Adha, Tak Makan dan Minum Sejak Fajar, Bisa Panen Pahala

Berikut inilah beberapa amalan sunah yang dapat dikerjakan umat Muslim sebelum salat Idul Adha, termasuk tak makan dan minum sejak fajar

Editor: Hilda Rubiah
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Ilustrasi - Inilah 5 Amalan Sunah sebelum Salat Idul Adha, Tak Makan dan Minum Sejak Fajar, Bisa Panen Pahala 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah beberapa amalan sunah yang dapat dikerjakan umat Muslim sebelum salat Idul Adha.

Saat ini umat Islam akan merayakan Idul Adha 2023.

Berdasarkan kalender Islam, ada yang merayakan Idul Adha hari ini 28 Juni 2023 dan ada juga yang merayakan Idul Adha pada 29 Juni 2023.

Sebelum melaksanakan salat Idul Adha, sahabat muslim dapat mengerjakan beberapa amalan sunah yang bernilai pahala.

Dalam buku Himpunan Putusan Tarjih tentang Tuntunan Idan dan Qurban yang disusun Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dijelaskan, berikut ini amalan sunah sebelum salat Idul Adha.

Baca juga: Tata Cara dan Bacaan Niat Salat Idul Adha 2023,Lengkap dengan Hal-hal yang Disunnahkan Sebelum Salat

1. Mengumandangkan Takbir

Mengumandang takbir atau takbiran pada Hari Raya Idul Adha adalah sesuatu yang disyariatkan oleh agama.

Pada Hari Raya idul adha, kumandang takbir yang digemakan adalah takbir mursal dan takbir muqayyad.

Pada takbir mursal idul adha, dilakukan setelah matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga khatib selesai khutbah pada salat Id.

Sedangkan, untuk takbir muqayyad dikumandangkan mulai dari subuh dari tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dilakukannya Puasa Arafah hingga setelah asar pada akhir hari Tasrik atau 13 Dzulhijjah.

Antara takbir mursal dan takbir muqayyad, keduanya tidak ada perbedaan lafadz.

Berhias Mengenakan Pakaian Bagus saat salat Idul Adha
Orang yang menghadiri salat Idul Adha baik laki-laki maupun perempuan dituntunkan agar berpenampilan rapi, yaitu berhias, memakai pakaian bagus (tidak harus mahal, yang penting rapi dan bersih), dan wangi-wangian sewajarnya.

Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw selalu memakai wool (Burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap ‘Id. (HR. Asy-Syafi’i dalam kitabnya Musnad asy-Syafi’i).

Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangiwangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan." (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256).

2. Tidak Makan sejak Fajar Sampai Selesai Salat Idul Adha

Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah bin alHusaib) ia berkata, "Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat." (HR. AtTirmizi)

Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat salat Idul Fitri adalah agar tidak disangka hari tersebut masih hari berpuasa.

Sedangkan untuk salat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging kurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah salat Id.

Namun demikian jika seseorang tidak memiliki qurban (tidak berqurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum salat Id.

3. Berangkat dan Pulang Melewati Jalan yang Berbeda

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw mendatangi salat Id berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi. (HR. Ibnu Majah)

Di antara hikmah kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara jalan pergi dan pulang adalah agar banyak bagian bumi yang menjadi saksi bagi kita ketika beramal.

Baca juga: 30 Kata-kata Mutiara Ucapan Selamat Idul Adha 2023 Singkat Tapi Penuh Makna, Cocok Dibagikan Medsos

4. Menghadiri salat Id

Menghadiri salat Id merupakan satu sunah tersendiri.

Idul Adha merupakan peristiwa penting dan hari besar Islam yang penuh berkah dan kegembiraan.

Oleh karena itu, pelaksanaan salat ini dihadiri oleh semua orang Muslim, baik tua, muda, dewasa, anak-anak, laki-laki, dan perempuan.

Bahkan perempuan yang sedang haid, juga diperintahkan oleh Nabi saw supaya hadir.

Hanya saja mereka tidak ikut salat dan tidak masuk ke dalam shaf salat, namun ikut mendengarkan pesan-pesan Idul Adha yang disampaikan oleh khatib.

Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah ia berkata, "Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin." (HR. Ahmad)

Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved