Simak, Perbedaan Puasa Tarwiyah dan Arafah Menjelang Idul Adha 2023, Lengkap dengan Keutamaanya

Meski dilaksanakan pada tanggal yang berdekatan, namun ada perbedaan penting antara puasa Tarwiyah dan Arafah.

Pintu Islami
Ilustrasi 

TRIBUNJABAR.ID - Simak, inilah perbedaan puasa Tarwiyah dan Arafah.

Menjelang Hari Raya Idul Adha 2023, terdapat amalan yang dapat dilakukan.

Amalan tersebut diantaranya adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Baca juga: 40 Kata-kata Islami Ucapan Menyambut Hari Raya Idul Adha 2023, Bagikan di Instagram dan Facebook

Meski dilaksanakan pada tanggal yang berdekatan, namun ada perbedaan penting antara keduanya.

Lantas, apa perbedan antara puasa Tarwiyah dan Arafah? Simak penjelasan berikut ini.

1. Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Hukum puasa Tarwiyah adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakaukan oleh umat Muslim.

Adapun nama 'Tarwiyah' berasak dari kata Arab yang berarti 'persiapan'.

Hal ini merujuk pada persiapan fisik hingga mental yang dilakukan oleh umat Muslim sebelum melaksanakan ibadah kurban pada hari berikutnya.

Tidak ada tata cara khusus dalam melaksanakan puasa Tarwiyah.

Umat muslim dapat melaksanakan puasa ini seperti puasa sunnah pada umumnya, yaitu mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Namun, ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad saw. biasanya tidak berpuasa pada hari Tarwiyah, sehingga puasa ini bersifat mustahabb (disunnahkan) dan bukan wajib.

Berikut niat Puasa Tarwiyah:

نويت صوم التروية سنة لله تعالى

Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala."

2. Puasa Arafah

Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang merupakan hari terpenting dalam ibadah haji.

Puasa ini juga merupakan sunnah muakkadah dan memiliki keutamaan yang sangat besar.

Rasulullah Muhammad saw. bersabda, " Puasa Arafah menghapuskan dosa tahun yang telah lalu dan tahun yang akan datang" (HR. Muslim).

Puasa Arafah dianjurkan bagi semua umat Muslim, baik yang sedang berhaji maupun yang tidak berhaji.

Pada hari ini, jamaah haji yang berada di Padang Arafah menjalankan ibadah wukuf, yaitu berdiri di Padang Arafah sejak tergelincir matahari hingga terbenamnya.

Bagi umat Muslim di luar wilayah Mekah, puasa Arafah dilaksanakan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa, termasuk penghapus dosa dan pahala yang besar.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk menjalankan puasa ini, baik yang berhaji maupun tidak.

Berikut niat Puasa Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta‘ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT."

Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah di saat para jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

"(dengan) berpuasa pada hari Arafah aku mengharap Allah dapat menghapus dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang" (HR. Muslim)

Baca juga: Arti Puasa Tarwiyah Dilaksanakan Setiap 8 Dzulhijjah, Ternyata Asal Usulnya Berkaitan dengan Haji

Hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:

"Tidak ada hari di dalam setahun yang lebih aku sukai untuk berpuasa pada hari itu, daripada puasa hari Arafah (hadits Hasan yang diriwayatkan Thabari di dalam Tahdzib Al-Atsar)".

Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak pergi haji, sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Rasulullah tentang puasa Arafah:

“Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka dia menjawab, “ Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang).

Gandengan puasa Arafah adalah Puasa Tarwiyah, 8 Dzulhijjah. Puasa Tarwiyah termasuk anjuran nabi.

Karena sebenarnya umat Islam dianjurkan melaksanakan ibadah puasa sunah mulai tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.

Namun Menurut Ustadz Abdul Somad, antara tanggal 1 - 9 Dzulhijjah itu yang paling afdol adalah tanggal 9 Dzulhijjah.

Anjuran puasa tanggal 1 - 9 Dzulhijjah, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada amal yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih baik daripada yang dilakukan pada sepuluh hari ini para sahabat bertanya, "tidak pula jihad?", beliau menjawab "tidak pula jihad, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia kembali dengan tidak membawa apapun. (HR. Bukhari).

Baca artikel Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved