Ibadah Hajai 2023

Menjelang Puncak Haji, Jemaah Diminta Banyak Beristirahat dan Mengurangi Kegiatan Tidak Wajib

Menjelang masa puncak haji pada 27 Juni sampai 1 Juli 2023, jemaah calon haji mulai mempersiapkan kondisi fisik dan mental di pemondokan di Mekkah.

TribunJabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam
Visitasi kesehatan ke kamar-kamar jemaah Klotet JKS 38 jelang puncak ibadah haji. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menjelang masa puncak haji pada 27 Juni sampai 1 Juli 2023, jemaah calon haji mulai mempersiapkan kondisi fisik dan mental di pemondokan di Kota Mekkah.

Visitasi tenaga kesehatan ke setiap kamar pun dikuatkan bersama pembukaan layanan klinik satelit di setiap hotel.

Seperti di Kloter JKS 38, visitasi kesehatan rutin dilakukan untuk menekan angka jemaah yang sakit.

Petugas Kesehatan Haji Kloter JKS 38, dr Rizki Febrina Ramdhania, mengatakan kebanyakan jemaahnya yang sakit adalah yang mengalami batuk dan pilek.

Baca juga: Info Haji 2023: Calon Haji Asal Kabupaten Cirebon Meninggal Dunia di Tanah Suci

"Kebanyakan batuk dan pilek, sisanya pegal linu, mual, dan hipertensi. Ini karena kelelahan. Kami menyarankan untuk beristirahat dan mengurangi aktivitas yang tidak wajib," kata dr Rizki, Rabu (21/6/2023).

Ia mengatakan dibutuhkan obat-obatan lebih banyak untuk para jemaah sakit ini. Karenanya, diperlukan juga antisipasi persediaan obat setelah masa pumcak haji yang sangat menguras tenaga.

"Kita terus berkoordinasi dengan sektor, memohon agar obat-obatan bisa selalu tersedia ketika dibutuhkan. Untuk jemaah, kami mengimbau terus untuk beristirahat dalam menghadapi puncak haji nanti, jangan dulu banyak jalan-jalan. Selalu ingatkan makan teratur dan minum yang cukup. Juga vitaminnya," katanya.

Ia mengatakan perhatian pun utamanya diberikan kepada jemaah berisiko tinggi atau risti dan lansia. Mereka harus benar-benar menjaga kondisi fisiknya. Di sisi lain, pihaknya sudah mencatat potensi penggunaan kursi roda untuk puncak masa haji tersebut.

Petugas Haji Daerah Layanan Kesehatan dari Kloter JKS 31, dr Bony Wiem Lestari, meminta jemaah mewaspadai potensi cuaca panas di Mekkah, termasuk saat puncak haji.

Persiapan yang dapat dilakukan ketika akan keluar ruangan, katanya, di antaranya menggunakan body lotion dan pelembab wajah atau tabir surya. Kemudian kenakan pakaian yang nyaman, biasanya yang terbuat dari katun sehingga memberi sensasi dingin pada kulit sehingga mencegah potensi iritasi kulit.

"Jika ingin salat di masjid, datang lebih awal supaya bisa beribadah di dalam mesjid. Bila ada obat rutin, pastikan diminum setiap hari sesuai jadwal," katanya.

Persiapan lain saat keluar hotel, katanya, adalah wajib menggunakan alas kaki dan membawa kantong untuk menyimpan sandal sehingga mengurangi risiko sandal hilang di masjid.

"Menggunakan APD yaitu masker, kacamata hitam, topi atau payung, dan semprotan air. Membawa selalu kartu pengenal dan gelang jemaah haji," katanya.

Ia meminta jemaah untuk hati-hati terhadap cuaca extrem karena pada malam hari bisa mencapai 38-39 derajat, subuh 28-29 derajat, siang 39-42 derajat. Seperti diketahui, masyarakat yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia tidak terbiasa dengan perbedaan suhu yang extrem.

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved