Manual Brew Community dan Universitas Maranatha Edukasi Fermentasi Kopi
Manual Brew Community berkolaborasi dengan Universitas Kristen Maranatha mengadakan public seminar fermentasi kopi
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gaya hidup minum kopi sudah menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan setiap hari. Bahkan coffee shop di Bandung selalu ramai dikunjungi dan setiap bulannya selalu muncul coffee shop baru yang hadir.
Dibalik nikmatnya dalam segelas kopi, ada proses panjang yang melibatkan banyak tahapan, salah satunya yang sedang ramai jadi perbincangan adalah fermentasi.
Fermentasi lebih dari sekedar langkah pengolahan kopi , tetapi ada metabolisme sehingga fermentasi ini memiliki peranan penting untuk menciptakan rasa kopi.
Untuk mengedukasi mengenai fermentasi kopi, Manual Brew Community berkolaborasi dengan Universitas Kristen Maranatha mengadakan public seminar bertajuk 'Fermentation in Coffee' dan Fermentation Training Camp Bandung bersama Lucia Solis.

Dalam event ini menghadirkan para pembicara Coffee Fermentation and Processing Consultant dari Kolombia, Lucia Solis, Lecturel & Research ITB, Intan Taufik, Ijen Lestari, Dandy, Adena Coffee & Klasik Beans Cooperative, Abyatar, dan Curators Coffee Company, Raymond Ali.
Wakil Rektor Kemahasiswaan, Inovasi, dan Kemitraan Universitas Kristen Maranatha, Dr Krismanto Kusbiantoro, ST,M.T mengucapkan terima kasih untuk semua pembicara dan partisipan yang hadir di acara hari ini.
"Kopi memiliki banyak komunitasnya di Indonesia. Apalagi saat ini kopi Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di seluruh dunia. Di acara ini tidak hanya bicara soal komoditi kopi, tetapi kopi memiliki nilai ketika dinikmati," ujar Krismanto, Senin (12/6/2023).
Sementara itu Panitia Manual Brew Community, Firman Gustiana mengatakan acara ini ingin fokus mengedukasi industri seperti barista untuk mengetahui apa itu fermentasi.
Firman mengatakan isu fermentasi ini cukup liar dan sedang ramai karena banyak labeling kopi, supaya ketika ngobrol punya pengetahuan untuk berbagi.
"Karena saat ini terlalu banyak perdebatan. Diharapkan dengan adanya edukasi ini bisa diakses dari hulu ke hilir dan yang menonton bisa mendapatkan ilmu," ujar Firman.
Melalui kegiatan ini juga kata Firman ingin membuka pintu akademisi yang memiliki penelitian ke kopi atau mempertemukan di industri kopi.
"Supaya isu yang terjadi ini akan dibahas pakai metode nggak jadi mitos dan bisa menyelesaikan industri kopi yang kompleks," ujarnya.
Dalam seminarnya, Lucia menjelaskan dalam fermentasi kopi ada keterlibatan mikroorganisme.
Dalam fermentasi terbentuk senyawa cikal bakal dari rasa kopi yang dikonsumsi.
"Prosesnya harus selalu terkontrol diharapkan untuk mencatat di semua food industri supaya tau melakukan apa dan kesalahan apa yang mau diperbaiki. Dalam proses pembersihan pun harus konsistensi, dengan harapan produsen bisa berkembang, tidak hanya mengikuti trend," ujarnya.
Meskipun seringkali diabaikan tetapi fermentasi dalam pengolahan kopi kini diakui karena perannya yang signifikan dalam pengamanan cita rasa.
Apalagi dengan perjalanan di era kopi spesialis metode fermentasi semakin berkembang yang menunjukkan potensi besar untuk metode pengolahan yang inovatif.
Tekan Dampak Sesar Lembang, Bupati Bandung Barat Bakal Bahas Pengadaan Alat Deteksi Getaran Gempa |
![]() |
---|
Bank Indonesia Resmikan QRIS Cross Border, Resmi Bisa Digunakan di Jepang |
![]() |
---|
Dua Anggota DPRD Kota Bandung PAW Dilantik, Ketua Jamin Kinerja Berjalan Baik |
![]() |
---|
Ini Pentingnya Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan bagi Pekerja Informal |
![]() |
---|
Bupati Tantang Pengusaha Rumah Sakit Bangun Lakeside Hospital di Jatigede Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.