Petani Tembakau di Sumedang Terancam Gagal Tanam dan Merugi Miliaran Rupiah Akibat Kekeringan

Kemarau panjang membuat para petani tembakau di Desa Jembarwangi, Keamatan Tomo, Sumedang, dalam keadaan harap-harap cemas. 

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
tribunjabar/mega nugraha
Ilustrasi - Kemarau panjang membuat para petani tembakau di Desa Jembarwangi, Keamatan Tomo, Sumedang, dalam keadaan harap-harap cemas.  

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kemarau panjang membuat para petani tembakau di Desa Jembarwangi, Keamatan Tomo, Sumedang, dalam keadaan harap-harap cemas. 

Lahan untuk menanam tembakau berupa lahan bekas bercocok tanam padi kini kekeringan. Tanahnya retak-retak dan tidak bisa dicangkul tanpa sentuhan air terlebih dahulu. 

Air saat ini susah didapat. Sedangkan embung tak bisa diandalkan karena kering.

Kondisi embung sangat mengkhawatirakan, hanya menyisakan air satu kubangan kec.

Petani juga berat mengandalkan mesin pompa air untuk menyedot air dari Sungai Cisaar karena harus menambah biaya.

"Beli bensin kaget dengan bengkakknya biaya. Untuk dua jam pengairan bisa habis lima liter bensin, tambah pula beli bensinnya jauh," kata Ketua Gapoktan Petani Tembakau Desa Jembarwangi, Inta Suminta.

Baca juga: Ketua APTI Sumedang Benarkan Petani Tembakau di Tomo Terdampak Kemarau

Dia mengatakan, petani tetap memaksakan menanam benih yang sudah disemai dan umurnya kelebihan masa tanam tanpa pengolahan tanah 

"Kering tak bisa dicangkul sama sekali, ditanam tanpa oleh lahan saja. Tapi kan riskan. Sedangkan bibit sudah lebih besar, lewat masa tanam, bakal gagal, tak akan tumbuh besar," kata Inta. 

Di Sumedang bagian timur, yakni di Desa Jembarwangi, Darmawangi, Mekarwangi, dan Marongge, ada sekitar 1.000 petani tembakau

Dalam sekali panen, dari satu hektare lahan bisa menghasilkan uang Rp 45 juta. 

Jika musim kemarau ini masa tanam gagal dapat dipastikan panen berkurang. Itu akan membuat pendapatan juga berkurang. 
 
"Satu desa, Desa Jembarwangi saja sekali panen nilai panen tembakau bisa Rp 4 miliar, kalau gagal tanam, ya pasti besar kerugiannya," kata Inta. 

Maka dari itu, sambil menunggu uluran solusi dari Pemerintah Kabupaten Sumedang dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, petani di Jembarwangi mengupayakan segala cara agar tebakau bisa tetap ditanam. 

Baca juga: KRONOLOGI Truk Pengangkut Pupuk Kandang Dihantam Mobil Bak Terbuka di Paseh Sumedang

Tembakau telah menjadi penghasilan pokok warga dan menjadi sumber ekonomi yang turun temurun di desa-desa di Tomo. 

Saat ini, paling tidak satu orang petani di Jembarwangi menanam 3.000 batang tembakau. Hal yang tak mungkin dikerjakan manual untuk pengairannya. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved