Viral di Media Sosial

Penampakan Rumah Sederhana Firman, Anak SD yang Pindah ke SLB, Dinding Kayu Hanya Berlantaikan Tanah

Setelah kisah pilunya yang pindah ke SLB viral, kini sosok Firman anak SD asal Salatiga itu mendapat perhatian dari publik, penampakan rumah disorot

Editor: Hilda Rubiah
TikTok Satria Bagus
Penampakan rumah sederhana Firman, anak SD yang viral pindah sekolah ke SLB, hanya berlantaikan tanah.  

TRIBUNJABAR.ID - Sosok Firman, anak SD sempat disebut korban bullying hingga pindah sekolah ke SLB masih menjadi sorotan.

Setelah kisah pilunya yang pindah ke SLB viral, kini anak SD asal Salatiga itu mendapat perhatian dari publik.

Tak sedikit warganet yang merasa iba dan ingin memberikan bantuan kepada bocah 12 tahun tersebut.

Terlebih, kini publik pun ikut menyoroti kondisi penampakan rumah sederhana yang ditinggali Firman dan keluarganya.

Ya, rumah sederhananya itu hanya terbuat semi permanen, dinding kayu dan hanya berlantaikan tanah.

Baca juga: Terungkap Fakta Anak SD Pindah ke SLB Viral, Kini Dapat Hadiah, Keluarga dan Pemkab Ikut Bersuara

Seperti yang diketahui, Firman viral setelah videonya saat sedang berjalan menuju ke sekolah diunggah di akun TikTok Satria Bagus.

Satria Bagus pun sempat heran kenapa siswa SD itu sekolah di SLB.

Sebab, sekilas siswa SD itu tampak normal seperti anak sekolah pada umumnya.

Pada video itu, siswa SD tersebut mengaku dibully oleh teman-temannya di sekolah lama.

Video itu pun kemudian viral di media sosial.

Dilansir dari TikTok Satria Bagus via TribunBogor, Fimansyah diketahui berusia 12 tahun dan lahir pada tanggal 17 September 2010.

Firman saat ini duduk di bangku sekolah kelas 5 SD.

Ia kini bersekolah di SLB yang berada di Salatiga, Jawa Tengah.

Dari hasil psikotes yang dibagikan oleh Bagus, Firmansyah rupanya memiliki kecerdasan di bawah rata-rata anak seusianya.

Hasil tes IQ Firman yakni 50, yang artinya ia tergolong anak berkebutuhan khusus (secara akademis).

Firman yang berusia 12 tahun 6 bulan itu memiliki kecerdasan yang setara dengan anak usia 6 tahun 2 bulan.

Ia memiliki kemampuan intelektual yang tergolong taraf kecerdasan dan daya tangkap yang sangat rendah dibandingkan dengan anak seusianya.

Firman juga disebutkan memiliki daya ingat yang lemah, dan kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya dengan kata-kata yang tepat.

Ia juga secara emosi dibandingkan dengan anak seusianya memiliki kemampuan merasa dan perasaan yang berada di bawahnya, sehingga membuatnya terkendala untuk mengelola rasa marah, kecewa, sedih dan cemas.

Atas dasar hasil tes IQ itulah akhirnya Firman memilih untuk pindah ke SLB.

Viral video anak SD terpaksa pindah SLB karena sekolah biasa kerap dibully temannya: mau nulis buku dicoret-coret. 
Viral video anak SD terpaksa pindah SLB karena sekolah biasa kerap dibully temannya: mau nulis buku dicoret-coret.  (Instagram Mintulgemintul)

Guru-guru di sekolah lama Firman pun sempat memintanya untuk tetap bersekolah di sana.

Namun Firman mengaku lebih nyaman sekolah di SLB.

"kakaknya firman juga bercerita tadi kalau masalah psikol0g Firman agak di bawah teman-temannnya," kata Satria Bagus.

Ia juga menjelaskan kalau tes psikolog itu merupakan inisiatif keluarganya.

"itu tadi test bukan dari SD tapi inisiatif dari keluarga kakaknya soalnya yg mengantar tadi sudah ketemu saya," kata Satria Bagus.

Memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, Firman juga nyatanya merupakan anak keluarga sederhana.

Baca juga: Viral Video Bocah SD Pindah ke SLB Karena Sering Diganggu Teman, Ini Sebenarnya yang Terjadi

Firman merupakan tiga bersaudara.

Di rumahnya yang sederhana, Firman tinggal bersama ayah dan ibunya.

Sang ayah berprofesi sebagai petani serabutan.

Sedangkan ibunya Firman sedang sakit lutut.

"3 bersaudara ayah petani serabutan ibu sedang sakit lutut," tulis Bagus.

Kondisi rumah Firmansyah ini dibagikan oleh pemilik akun TikTok Satria Bagus, Rabu (31/5/2023).

Hal itu terungkap saat Satria Bagus mengunjungi rumah Firmansyah untuk memberikan donasi dari para netizen.

Sebelum ke rumah Firmansyah, Satria lebih dulu membelikan beberapa sembako dan makanan ringan untuk Firman.

Terlihat rumah Firman itu tampak sangat sederhana dengan model rumah zaman dulu.

Pondasi rumahnya terbuat dari tembok sampai selutut orang dewasa yang disambung bagian atasnya dengan kayu.

Kayu yang menjadi tembok rumah Firmansyah pun terlihat bolong-bolong dan tidak tertutup rapat.

Kemudian bagian lantainya merupakan tanah.

Di rumah sederhana itu tampak terlihat ada kursi dan meja sederhana.

Kemudian lemari kaca berisi baju-baju tepat di samping kursi.

Firmansyah terlihat sumringah saat menerima bantuan tersebut.

Sang ayah juga mendoakan para donatur dan menyampaikan rasa terimakasihnya.

Pada video itu, terlihat Firman duduk di sebuah kursi sederhana bersama ayahnya.

Saat diberikan plastik berisi makanan ringan, Firmansyah pun langsung menyambutnya dengan riang.

Satria Bagus kemudian menjelaskan kepada Firman kalau donasi itu bukan dari dia, melainkan dari netizen di TikTok.

Firman pun terlihat mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh Bagus itu.

Ia lalu mengucapkan terimakasih kepada para donatur.

"Makasih yo, kak," kata Firmansyah sambil malu-malu.

Kemudian Bagus juga memberikan donasi berupa uang tunai dari para netizen.

"Dan ini ges dari kakak-kakak semua, saya berikan semuanya buat bapaknya Firman dan Firman," kata Bagus sambil memberikan amplop cokelat berisi uang.

Ayah Firman pun kemudian membuka amplop tersebut yang berisi uang tunai cukup banyak.

Melihat isi uangnya, ayah Firman pun langsung berdiri sambil mendoakan para donatur.

"Semoga tambah rezekinya, tambak kesehatannya," kata sang ayah.

"Itu bukan uang om Bagus loh, ini uang semua kakak-kakak yang bantu," kata Bagus ke Firman.

"Makasih ya, kak," kata Firman lagi sambil melambaikan tangan ke arah kamera.

Baca juga: Jadwal PPDB Jabar 2023 Jenjang SMA, SMK, dan SLB Dibuka Mulai 6 Juni, Simak Jalur-jalurnya

Sebelumnya, dalam konten Satria Bagus, Firman mengaku jika ia pindah ke SLB karena sering diganggu temannya.

"Sekolah ten pundi pak? SLB mriki? (Sekolah di mana pak? SLB sini?)" tanya pria perekam video.

"nggeh (iya)," jawab si bapak.

"Lha niku putrane? (Lha itu anaknya)," tanya perekam video lagi.

"Lho tapi nganu saget ngendikan, kok nek SLB? (Lha bisa bicara gitu, kok di SLB?)"

"Ten SD kulo digangguni kaleh kancane kulo. (Di SD saya diganggu sama teman saya)" jawab bocah itu.

"Angger nulis disowek-sowek bukune. (Setiap menulis bukunya dicoret-coret)" papar sang ayah.

"Lha jenengan mboten wadul gurune?. (Lha bapak nggak melapor gurunya?)" tanya perekam.

"Lha wadul, bocahe mbejijat, ora duwe kapok. (Sudah melapor, tapi anaknya memang nakal)" jawab bapak bocah itu.

Sehingga sang anak harus pindah ke SLB dan berjalan sejauh 2 km dari rumahnya menuju sekolah.

Ayah dari bocah itu mengatakan yang penting anaknya bisa sekolah dan mendapat pendidikan.

"Sak sak e sekolah e, sing penting sekolah. (Terserah di mana saja sekolahnya, yang penting sekolah)" ucap sang ayah pasrah.

(TribunJatim.com/Ani Susanti)

Artikel ini diolah dari TribunJatim.com

 

Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved