Viral di Media Sosial

Cerita Septi yang Tinggal di Kampung Mati Yogyakarta, Jalan ke Sekolah 3 Km, Lewat Jembatan Rusak

Inilah kisah Septi dan keluarga yang hidup menyendiri di Kampung Mati Yogyakarta.

YouTube Jejak Bang Ibra dan Tribun Bogor
Inilah kisah Septi dan keluarga yang hidup menyendiri di Kampung Mati Yogyakarta. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisah Septi dan keluarga yang hidup menyendiri di Kampung Mati Yogyakarta.

Belakangan heboh satu keluarga yang nekat tetap tinggal di Kampung Mati yang berada di tengah hutan.

Dulunya, kampung tersebut dihuni banyak warga itu kini hanya menyisakan satu keluarga saja.

Baca juga: Viral Ibu Hamil 3 Bulan Tiba-tiba Kejar Polantas di Jalan Tasikmalaya, Ngidam Dibonceng Motor Polisi

Kondisi kampung mati itu setelah lama ditinggal warga kini hanya tersisa hutan angker.

Diketahui, lokasi kampung mati ini berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di wilayah tersebut ada sebuah kampung yang diberi nama Kampung Suci yang lokasinya ditengah-tengah hutan.

Satu keluarga yang tinggal di kampung mati itu ialah Sumiran bersama istrinya Sugiati dan sang anak Septi.

Meski jarak rumahnya ke sekolah jauh, Septi tetap semangat mengejar cita-cita.

Septi yang hobi menggambar itu memiliki cita-cita menjadi seorang guru melukis.

Demi menempuh pendidikan dan tetap mendapatkan ilmu, Septi menempuh jarak yang jauh.

Septi, siswi SD di Yogyakarta ini harus menempuh perjalanan jauh untuk bisa bersekolah.

Setiap harinya, ia melewati jalan setapak bebatuan dan tanah merah.

Jalan yang dilalui Septi dirimbuni pepohonan dan sisi kanannya terdapat tebing tinggi.

Ia juga harus melewati sungai dan jembatan bambu sudah sudah mulai rusak.

Belum lagi Septi harus melewati pepohonan bambu yang terlihat angker ketika hari mulai gelap.

Perjalanan lebih dari satu kilometer harus dilalui Septi setiap harinya untuk bisa bersekolah.

Meski harus berjalan kaki dengan kondisi jalanan yang mengerikan, Septi tetap semangat pergi ke sekolah.

"Kalau hujan juga tetap berangkat (sekolah)," kata Ayah Septi, Sumiran dikutip dari Youtube Jejak Bang Ibra, Senin (29/5/2023) via Tribun Bogor.

Jarak yang ditempuh Septi dari rumah ke sekolah lalu kembali lagi ke rumah sekitar 3 kilometer.

Itu artinya, siswa kelas 3 SD itu harus jalan kaki sepanjang 3 km setiap hari demi bisa bersekolah.

Orangtua Septi, Sumiran dan istrinya, Sumiati tinggal di sebuah desa terpencil di tengah hutan.

Bukan cuma jaraknya yang jauh dari mana-mana, keluarga Septi juga hanya tinggal seorang diri di kampung tersebut.

24 Tahun Sudah Tinggal di Kampung Suci

Ayah Septi, Sumiran mengaku sudah tinggal di rumah tersebut selama 24 tahun.

"Tinggal di sini sudah 24 tahun, dari masih banyak warganya sampai sekarang tinggal rumah kami saja," kata Sumiran dilansir dari Youtube Jejak Bang Ibra, Senin (29/5/2023).

Menurut Sumiran, dulunya di kampung mati tersebut terdapat 7 rumah.

"Tadinya ada 7 rumah, pada pindah sekarang tinggal satu (rumah), saya," ungkap dia.

Ia mengatakan, sudah sekitar empat tahun ini para tetangganya meninggalkan kampung mati tersebut.

Dari enam KK yang meninggalkan kampung mati itu, masih ada satu rumah yang masih kokoh berdiri.

Namun pemilik rumah tersebut sudah pergi meninggalkan kampung itu dan pindak ke kampung sebelah.

Meski tinggal di tengah hutan sendirian, Sumiran mengaku tak takut.

"Enggak ada yang saya takuti, dari dulu di sini enggak ada apa-apa," tuturnya.

Kejadian Mistis

Sang ibu pernah punya pengalaman mengerikan saat suaminya sedang pergi ke kampung sebelah.

"Tiba-tiba pas mati lampu ada yang gebrak meja, lalu pindah ke kamar," kata Sugiati.

Cerita serupa juga pernah dialami oleh Septi di rumah angker tersebut.

"Aku lihat ada badannya tinggi, warna putih, sering lihat juga yang lewat di dekat pohon bambu," tutur Septi.

Meski kondisi rumahnya sangat sederhana terbuat dari kayu dan lantainya masih tanah, Septi dan orangtuanya betah tinggal di sana.

Sumiati pun mengaku harus berjalan jauh untuk membeli kebutuhan sayur di pasar.

"Ke pasar dua minggu sekali, jalan kaki jauh. Sekitar 1 km lebih," katanya.

Baca artikel Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved