Penganiayaan Pelajar di Tasik

Fakta-fakta Kasus Siswi SMA Kota Tasikmalaya Dianiaya Anak Pejabat Kemendikbud, Ada Kesalahpahaman

Berikut inilah fakta-fakta tentang kasus siswi SMA Kota Tasikmalaya yang viral jadi korban kekerasan anak pejabat

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase Instagram / Pixabay
Fakta-fakta Kasus Siswi SMA Kota Tasikmalaya Dianiaya Anak Pejabat Kemendikbud, Ada Kesalahpahaman 

"Dalam ajang meminta maaf itu, orangtua A sempat mengungkap punya kedekatan dengan Itjen Kemendikbud."

"Perkataan itu menimbulkan penafsiran terjadi intimidasi. Padahal tidak seperti itu," ujar Yonandi.

Karena ucapan itu, orangtua Z memosting kekecewaannya atas kejadian itu hingga viral di media sosial.

5. Orangtua Korban Kecewa

Saat pertemuan orangtua pelaku dan Z, orangtua Z merasa kecewa karena pihak sekolah tak mengundangnya.

Selain itu, orangtua Z tersinggung karena perkataan soal orangtua pelaku yang menyebut memiliki kedekatan dengan Itjen Kemendikbud.

Karena perkataan itu, orangtua Z menduga anaknya mendapatkan intimidasi dari orangtua pelaku.

Saat itu, ia merasa pertemuan itu tidak adil karena dirinya sebagai orangtua Z tidak diundang.

“Menurut saya pertemuan hari ini sudah tidak FAIR, pelaku (ortu) vs korban (anak),” tulisnya.
 
Lantas orangtua Z menyoroti orangtua pelaku yang disebut-sebut memiliki jabatan PNS dinilai berpengaruh.

Ia bahkan menyebut orangtua pelaku merupakan pejabat di Inspektorat Jenderal Kemendikbud.

“Kesimpulan yang saya teruma dari rekaman anak saya selama pertemuan. Ternyata orangtua pelaku merupakan pejabat di Inspektorat Jenderal Kemendikbud,”

“Bagi saya ini pertemuan gak fair karena di dalamnya sudah ada unsur intimidasi terhadap anak saya dari orangtua pelaku,” paparnya.

"Yang gak enak itu melakukan intimidasi sedangkan masalah sudah selesai dan laporan sudah saya cabut, ujug-ujug datang ke sana dan apa maksudnya ngomong seperti itu. PNS ASN itu gak ada backing-backingan full. Yang ada backing powder, paham!" tulisnya.

Kemudian, orangtua korban menyebut tindakan yang dilakukan orangtua pelaku sebagai pejabat di Instansi Pendidikan tidak menjadi teladan.

“Kenapa Anda lebih fokus membela anak dan menyepelekan posisi korban. Anda tidak perlu arogan dengan jabatan di Kementerian karena sata taat dan bayar pajak,” tegasnya.
 
Karena kecewa, kasus kekerasan putrinya itu sempat dilaporkan ke pihak kepolisian hingga meminta bantuan KPAI.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved