Sampah di Pasar Sehat Cilenyi Menggunung, Menutupi Kios Pedagang, Terakhir Dibersihkan Tahun Lalu

Sampah menggunung di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, hingga menutupi jalan dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat, Rabu (17/5/2023).

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Sampah menggunung di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, hingga menutupi jalan dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat, Rabu (17/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sampah menggunung di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung, hingga menutupi jalan dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat, Rabu (17/5/2023).

Sampah itu terakhir dibersihkan tahun lalu.

Tentu hal tersebut sangat mengganggu pembeli dan para pedagang, apalagi yang berjualan di dekat tumpukan sampah tersebut.

Sampah yang menggunung menyerupai hurup L menutupi jalan, yang panjangnya sekitar 30 meter dan tingginya sekitar 2 meter, tapi tingginya tak merata.

Bahkan ada kios yang hampir tertutupi sampah tersebut.

Menurut seorang pedagang yang berjualan tak jauh dari tumpukan sampah tersebut, Dani Abdulghani (34), sampah tersebut terakhir diangkut tahun lalu.

"Ngangkut diberesin semua terakhir tahun 2022, sampai sekarang belum diberesin lagi," ujar Dani saat ditemui di tempat berjualannya, Rabu (17/5/2023).

Dani mengatakan, lokasi tumpukan sampah itu merupakan akses jalan ke belakang pasar.

"Kalau musim hujan, kasihan konsumen yang mau berbelanja. Kalau musim hujan di sini banjir, akses saluran (air) juga terhambat, jadi suka banjir," kata Dani.

Dani mengatakan, adanya tumpukan sampah tersebut sangat berpengaruh kepada pendapatannya, sebab pembeli jadi berkurang.

"Kadang kalau banjir, sampah juga nyampe ke sini (tempatnya berjualan). Saya sering pake sepatu bot. Saya sendiri yang bersihin. Kalau gak diberesin, yang belanja juga pada enggak mau," ujar dia.

Dani menjelaskan, kalau sampah sampai kios tempatnya berjualan dan terjadi banjir, pasti tutup, ia tak berjualan.

Sebab pelanggan atau pembeli, kata dia, pasti tak mau melihat kondisi jalan dan lingkungannya.

Padahal, menurut Dani, setiap hari pedagang ditarik iuran keamanan dan sampah, sebesar Rp 5 ribu, tapi sampah menumpuk dan belum diangkut.

"Setahu saya, (sampah yang menggunung) campur ada yang berasal dari pembeli, ada dari pedagang, ada dari warga juga, padahal ini bukan TPS," katanya.

Dani mengatakan, di sini namanya Pasar Sehat, tapi sampah hingga menggunung, jadi sayang tak sesuai namanya.

"Harapan kami, sampah ini cepat diberesin," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved