VIRAL, Ini Cerita Sandi Papa Idaman Borong Cobek yang Dijual Anak Kecil dengan Cara Dipikul

Viral aksi terpuji dilakukan oleh pemilik akun tiktok @papaidaman02 karena memborong cobek yang dijual oleh anak kecil secara dipikul. 

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
Pemilik akun tiktok @papamuda02 bernama Sandi Herdiana (31) yang merupakan warga Sukabumi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Viral aksi terpuji dilakukan oleh pemilik akun tiktok @papaidaman02 karena memborong cobek yang dijual oleh anak kecil secara dipikul. 

Telihat pemilik akun @papaidaman02 tersebut melihat anak kecil berjalan memikul dagangannya dari spion mobil yang dikendarainya. 

Rasa empati yang sangat tinggi membuatnya memanggil dan menanyakan identitas bocah tersebut. Dia juga menanyakan harga semua cobek yang dibawanya untuk diborong.

Total harga semua cobek batu dan kayu yang dijual anak yang menggunakan baju oranye dan memakai peci hitam berlogo Nahdlatul Ulama tersebut bertotal Rp 250 ribu.

Namun sang pemilik akun, @papaidaman02 memberikan uang lebih kepada anak penjual cobek tersebut.

Sambil sedikit berbinncang, anak penjual cobek tersebut pun mencaritakan alasannya berjualan, yakni untuk membantu ibunya.

Ayahnya sudah meninggal.

Baca juga: Dua Kader Golkar yang Menjabat Posisi Strategis di DPRD Kota Sukabumi Tidak Didaftarkan Jadi Bacaleg

Diketahui, pemilik akun tiktok @papamuda02 bernama Sandi Herdiana (31) yang merupakan warga Sukabumi

Sandi merupakan pria kelahiran asal Bandung yang kini tinggal bersama istri dan anaknya di Bumi Purnawira Asri, Jalan Merdeka, Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.

Ia mengatakan, pertemuan dengan bocah penjual cobek batu tersebut di wilayah Bandung beberapa hari lalu. 

Bermula, dia melihat anak sedang berjalan memikul cobek untuk dijualnya.

Anak penjual cobek yang barang dagangannya diborong Sandi.
Anak penjual cobek yang barang dagangannya diborong Sandi.

Hal itu membuatnya mengingat dengan peristiwa dirinya. 

Ia merasakan hidup di keluarga yang penuh keterbatasan ekonomi, ditinggal bapaknya meningal, hingga harus menjadi tulang punggung ibunya.

Bahkan saking sulitnya ekonomi sat itu, ibunya Sandi pernah berkerja di luar negeri menjadi TKW. 

"Saya ini dulu orang susah, hingga makan aja seadanya. Bahkan saat merantau mencari kerjaan di luar kota sering meminta terigu sisa jualan martabak," ucap Sabdi kepada Tribunjabar.id, Jumat (12/5/2023).

 "Kalau pun ingin makan sarapan pagi, saya harus membantu berjualan nasi kuning orang lain. Baru saya bisa makan," tuturnya. 

Tidak hanya itu, Sandi pun pernah mengalamai rasanya tidak mendapatkan makan hingga harus berpuasa. 

Baca juga: Nelayan di Sukabumi Ditemukan Tewas Usai Tersambar Petir dan Hilang di Laut

"Sempat saking saya susahnya pada saat itu, saya harus berpuasa karena menahan lapar," ucapnya. 

Untuk melanjutkan pendidikan, Sandi pun mengikuti paket C dan gigih mencari peluang pekerjaan dan usaha mandiri. 

Dari kegigihan itu, ia pun kini terbilang sukses di bidang ekonomi dengan punya tiga perusahaan di Bandung dan satu di Jakarta. 

Keinginan untuk berbagi rezeki kepada orang lain sebagai rasa bersyukurnya, kini menjadi prinsip. 

"Saya berawal dari orang yang tidak punya, hidup serba kekurangan, untuk sekadar pengen sekolah saja susah dan untuk makan saja susah. Jadi sekarang saya terus berbagi membantu orang, setidaknya meringankan bebannya," dia. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved