Bakal Ada Fenomena Alam Gerhana Matahari Hibrida Sebelum Lebaran, 20 April, Tak Semua Bisa Melihat

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kota Sukabumi, Dian Herdiansyah

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Stasiun Geofisika Bandung akan melakukan pengamatan fenomena alam gerhana matahari hibrid pada 20 April 2023. 

Fenomena gerhana matahari total nanti, hasil pengamatan BMKG, tidak akan sepenuhnya terlihat di Indonesia. 

Ada sebagiana wilayah di Indonesia yang bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian saja.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayyu, mengatakan, gerhana matahari yang akan terjadi pada 20 April nanti disebut siklus saros tertentu. 

Gerhana-gerhana pada siklus saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam. 

Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus saros yang sama, konfigurasi posisi matahari, bulan, dan mumi akan hampir sama. 

"Gerhana matahari 20 April 2023 ini merupakan anggota ke-52 dari 80 anggota pada siklus saros 129. Sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah gerhana matahari 8 April 2005," ungkap Ayyu dalam rilis, Jumat (14/04/2023).

Baca juga: Daftar Fenomena Langit terjadi di Bulan April 2023, Gerhana Matahari Hibrida Terjadi Sebelum Lebaran

Ayyu mengatakan, hasil pengamatan BKMG, fenomena alam gerhana matahari akan kembali terjadi pada 30 April 2041 dan 25 November 2049.

"Namun yang akan termati di Indonesia pada 25 November 2049 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku," ucapnya. 

Adapun fenomena gerhana matahari pada 20 April nanti, di Jawa Barat, akan terlihat sebagian saja.

"Untuk wilayah Bandung merasakan melihat fase kontak pertama pada pukul 09.27.36.4 WIB. Sementara itu fase puncak gerhana matahari pada pukul 10.45.14.9 WIB dan gerhana berakhir pada pukul 12.08.25.1 WIB," ucapnya. (*)