Mutiara Ramadhan
Ramadhan, Kesabaran yang Militan
Bersabar untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena ingin dekat dengan Allah Swt tentu bukan sesuatu yang mudah. Perlu tekad yang kuat.
Oleh Andri Hendrawan
Dosen KPI IAI Persis Bandung dan Kabid Pengembangan Media dan Digital PP Persis
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS. Az-Zumar; 10).
Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Bulan di mana setiap muslim dianjurkan untuk meningkatkan berbagai ibadah, terutama ibadah shaum-nya.
Shaum laksana madrasah kemanusiaan. Saat menjalankan ibadah shaum setiap muslim akan ditempa dan dididik untuk bersabar. Oleh karena itu, muslim yang shaum adalah orang-orang yang bersabar. Tak hanya bersabar dalam menahan lapar dan dahaga sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Tapi juga bersabar dalam menahan hawa nafsunya dan meninggalkan syahwatnya.
Saat menjalankan ibadah shaum, suami-istri rela untuk tidak berhubungan hingga batas waktu yang ditentukan. Hal ini semata tadribat (latihan) kesabaran karena Allah Swt, sekaligus pembuktian ketaatan yang berbuah takwa kepada Allah Swt.
Namun, bersabar untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena ingin dekat dengan Allah Swt tentu bukan sesuatu yang mudah. Perlu tekad yang kuat untuk melakukannya. Inilah yang disebut kesabaran yang militan, karena ada sebagian lainnya yang mengerjakan ibadah shaum hanya untuk menggugurkan kewajiban semata tanpa memperoleh ganjaran apa pun.
Apalagi dikaitkan kondisi hari-hari ini yang serba digital dan instan, kekuatan sabar sangat diperlukan, termasuk saat kita berkomunikasi di dunia maya.
Shaum mata untuk tidak melihat tontonan yang ada di layar smartphone, bahkan shaum tangan untuk tidak mengetik dan men-share hal-hal yang tidak ada nilai kemanfaatannya, ini juga termasuk tingkat sabar yang militan di era sekarang.
Tingkatan kesempurnaan muslim yang menjalankan shaum adalah bisa bersabar atas kepentingan dan hasrat diri sendiri. Sabar untuk meninggalkan hal-hal yang berbau materi duniawi, dan hanya berharap ganjaran pahala yang tanpa batas dari Allah Swt.
Wallahu a'lam bish-shawab. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.