Ramadhan 2023

Materi Khutbah Jumat Singkat tentang Nuzulul Quran, Lengkap dengan Hikmah Diturunkannya Al Quran

Berikut inilah contoh materi khutbah Jumat singkat di bulan Ramadhan 2023, tentang Nuzulul Quran lengkap dengan hikmah diturunkannya Al Quran

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
freepik.com
Contoh Materi Khutbah Jumat Singkat tentang Nuzulul Quran, Lengkap dengan Hikmah Turunnya Al Quran 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah contoh materi khutbah Jumat singkat di bulan Ramadhan 2023, tentang Nuzulul Quran.

Pada bulan Ramadhan terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Nuzulul Quran.

Nuzulul Quran merupakan peringatan turunnya Al Quran yang diyakini jatuh pada 17 Ramadhan sebagai permulaan.

Oleh karena itu, akan menarik jika topik Nuzulul Quran disampaikan dalam ceramah singkat, termasuk khutbah Jumat di bulan Ramadhan 2023 ini.

Selain Imam dan muazin, biasanya ada juga khatib yang bertugas menyampaikan khutbah Jumat tersebut.

Nah, bagi khatib yang akan bertugas tak ada salahnya menyampaikan materi khutbah Jumat singkat terkait momen Nuzulul Quran tersebut.

Baca juga: 6 Keutamaan Malam Nuzulul Quran di 17 Ramadhan, Disebut Malam Kemuliaan Turunnya Malaikat Jibril

Berikut TribunJabar.id himpun khutbah Jumat singkat tentang Nuzulul Quran lengkap dengan hikmah turunnya Al Quran, dilansir dari Buku Kumpulan Naskah Khutbah Jumat Kemenag.

Berikut simak paparannya:

Khutbah Pertama

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
 يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
 

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
 
Hadirin kaum Muslimin yang dimuliakan Allah SWT.

Mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah menaugerahkan nikmat Iman dan Islam kepada kita semua.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapat hidayah-Nya.

Tak lupa, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjunan Nabi besar, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabatnya.

Pada kesempatan di hari Jumat Berkah ini, saya ingin selaku khatib tiada henti saling mengajak kepada hadirin, mari senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Semoga kita senantiasa berikhtiar selalu menghadirkan Allah SWT dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintah-Nya.
 
Terlebih tepat beberapa hari ini, kita umat Islam akan menyambut peristiwa penting yakni Nuzulul Quran atau turunnya Al Quran yang terjadi bulan Ramadhan.

Pada bulan suci Ramadhan, rahmat dan ampunan telah terjadi peristiwa agung dibelahan bumi kering tandus, dengan tercurahnya rahmat Allah SWT yang melimpah menyiram kegersangan kehidupan manusia dan alam semesta.


AI Quran sebagai kalam Allah SWT diturunkan ke dunia melalui Nabi Muhammad SAW, sang utusan, pembawa amanat yang jujur dan terpercaya.

AI Quran berisi pedoman berisikan undang-undang dan petunjuk bagi umat manusia dalam mengatur dan mengarahkan tujuan hidup dan kehidupan.

Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat AI Baqarah, ayat 185.

 شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ

Artinya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al Baqarah: 185).

Cahaya AI-Quran telah menyinari seluruh pelosok dunia, bukan saja sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi pribadi yang menghendaki ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan.

Al Quran juga telah memberikan petunjuk dan pedoman mengenai sistem berkeluarga, berrnasyarakat, bahkan bernegara.

Dalam kehidupan sehari-hari, Al Quran telah memberikan bukti nyata, lewat beberapa hikmah turunnya Al Quran yang dapat dipetik dari kandungan masing-masing ayatnya yang penuh dengan mukjizat, satu di antaranya hikmah kebajikan.

Baca juga: Contoh Materi Ceramah atau Kultum Ramadhan 2023 Singkat tentang Nuzulul Quran dan Sejarahnya

Khutbah Kedua

Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami agar senantiasa menempatkan-Mu ditempat yang paling agung, karena kami sadar seringkali dunia ini lebih kami pentingkan daripada Engkau ya Allah.

Hadirin sidang salat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Kebajikan merupakan suatu nilai yang masih sering diperdebatkan orang, mulai dari debat kusir hingga debat argumentatif, yaitu dengan mengemukakan alasan yang kuat bukan hanya pada zaman sekarang melainkan sejak setan menggoda Adam dan Hawa disurga.

Selagi pengertian dan pemahaman kebajikan itu masih didasarkan pada nalar akal manusia, selama itu pula perdebatan mengenai nilai kebajikan itu tidak akan pemah selesai.

Oleh karena itu agama Islam menggariskan tentang pengertian kebajikan yang hakiki seperti yang digariskan firman Allah SWT dalam surat AI Baqarah ayat 177 :

لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ

Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Baqarah: 177).

Nilai kebajikan yang terkandung pada ayat di atas bukanlah dengan menghadapkan wajah kearah barat atau timur, bukan dengan berkiblat dan menyembah kepada bendabenda atau makhluk halus.

Tetapi, nilai kebajikan yang tersurat dan tersirat pada ayat tersebut meliputi 4 faktor yang sating berkaitan dan harus disatupadukan dalam praktek hidup dan kehidupan manusia yaitu :

1. Segi Aqidah


Yang terkandung dalam kalimat "beriman kepada Allah SWT, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi Allah".

Manusia sering terperosok kedalam suatu kepercayaan semu dan dijadikan sebagai pegangan dalam hidup dan kehidupan.

Al-Quran menyodorkan ideologi yang tegas, tidak pemah berubah, dan tidak pernah ada orang yang sanggup mengubahnya.


Ideologi Al-Quran didasari keimanan kepada keEsaan Allah SWT, secara mutlak.

Al-Quran mengajarkan tiada Tuhan selain Allah SWT dan hanya kepada-Nya lah manusia berserah diri.

Tauhid dalam Islam adalah mumi, tidak bercampur dengan nilai-nilai kepercayaan lain.


2. Segi sosial ekonomi


Segi ekonomi yang terkandung dalam kalimat "memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta serta hamba sahaya".

Kita sebagai muslim harus mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dan peka terhadap kondisi sosial yang ada disekitar kita.

Konsekwensinya kita harus menjadi orang yang penderma, jangan berharap menjadi orang yang diberi derma, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW.

Baca juga: Materi Kultum Ramadhan Quraish Shihab: Pesan Rasulullah Menyambut Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

3. Segi Ibadah

Segi ibadah yang terkandung dalam kalimat "mendirikan shalat dan menunaikan zakat".

Dalam kehidupan manusia terkadang ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh otak, tak dapat diraba oleh hati, tetapi hal-hal yang luar biasa itu kerap kali muncul dalam bentuk yang nyata.

4. Segi moral

Segi Moral yang terkandung dalam kalimat "dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan".

Tidaklah sempurna kiranya seseorang telah menjalankan shalat, menunaikan zakat, dan ibadah-ibadah lain tanpa disertai oleh sikap moral yang baik atau "al-akhlaqul karimah" pada dirinya.

Tidak sedikit orang yang rajin shalat, menunaikan zakat bahkan sudah bertitel haji sekalipun ucapanucapannya masih sering melontarkan kata-kata kotor, keji, mengumpat, menyakiti orang lain, berbohong dan sebagainya.

Maka di sinilah diperlukan ajaran moral menurut Islam agar manusia dapat bersikap dan bertindak dengan penuh nilai kebajikan dan nilai kemuliaan.

Penutup

Demikian itulah khutbah Jumat singkat tentang Nuzulul Quran, hikmah kebajikan di balik turunnya Al Quran ke bumi untuk keselamatan umat manusia.

Billahi fii sabililhaq fastabiqul khairat.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved