Kisah Pilu Nasabah BPR KR Indramayu, Ada yang Menangis Memohon Agar Uang Tabungannya Dikembalikan
Derai air mata mewarnai aksi unjuk rasa yang dilakukan para nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Derai air mata mewarnai aksi unjuk rasa yang dilakukan para nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Indramayu.
Dengan pakaian serba hitam melambangkan duka dan membawa sejumlah poster, mereka memohon dengan sangat kepada Bupati Indramayu selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) BPR Karya Remaja untuk mengembalikan uang tabungan mereka.
Salah satunya, Kunaeni (42) warga Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan.
Baca juga: Pakai Baju Hitam, Nasabah BPR KR Indramayu Demo Pendopo, Minta Bupati Cairkan Tabungan Mereka
Air mata Kunaeni tiba-tiba saja keluar saat ia berorasi menggunakan pengeras suara meminta Bupati Indramayu keluar menemui masa aksi.
Apalagi, uang yang ia tabung di bank milik pemerintah daerah tersebut diketahui bukan murni uang pribadinya.
Melainkan mayoritas adalah uang milik jamiyah yang ada di masjid tempat tinggalnya yang ikut menitipkan uang di tabungan milik Kunaeni.
Kunaeni menceritakan, sudah tidak kuat dengan banyaknya tekanan yang ia terima dari para jamiyah.
Puluhan jamiyah itu selalu datang kepada Kunaeni. Mereka terus meminta uangnya dikembalikan.
Di sisi lain, Kunaeni tak bisa berbuat banyak. Setiap kali mendatangi BPK Karya Remaja, ada saja alasan yang diberikan oleh petugas bank dan terpaksa harus pulang dengan tangan hampa.
Hal ini pula yang membuatnya sepakat bersama ratusan nasabah lainnya untuk melakukan aksi unjuk rasa.
"Kami cuma minta uang kami di BPR KR dikembalikan. Kami minta kepada ibu Bupati selaku KPM untuk bisa mengembalikan uang kami," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Kunaeni mengatakan, secara keseluruhan total ada Rp 150 juta uang tabungannya di BPR Karya Remaja.
Dari nominal itu, paling hanya bisa dicairkan seminggu sekali. Nominalnya pun dibatasi maksimal hanya Rp 300-500 ribu.
"Mau sampai kapan kalau bisa diambilnya segitu terus, apalagi banyak ibu-ibu jamiyah yang minta terus uangnya kembali ke saya," ujar dia.
Dalam hal ini, ia meminta dengan sangat kepada Bupati Indramayu untuk bisa mencairkan uang tabungan para nasabah.
"Ini uang jamiyah, bukan murni tabungan saya. Kalau jamiyah itu tidak tahu menahu karena nabungnya ke saya jadi ya mintanya ke saya, jadi tolong uang-uang nasabah ini segera dicairkan," ujar dia.
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
Viral, Bocah Perempuan asal Indramayu Telantar di Surabaya Ditolong Polisi, Kisah Hidupnya Pilu |
![]() |
---|
Bupati Indramayu Lucky Hakim Ikut Instruksi Dedi Mulyadi, Hapus Denda Pajak |
![]() |
---|
Jeritan Pedagang Pasar Wanguk Indramayu yang Diintimidasi untuk Kosongkan Lapak: Kuwu Terus Ngancam |
![]() |
---|
Ada Anak SMP dan SMA di Indramayu Tak Bisa Baca Hitung, Lucky Hakim Ingin Usul Revisi UU Pendidikan |
![]() |
---|
Bupati Indramayu Syok, Temukan Siswa SMP Tak Bisa Baca dan Anak SMA Gagal Hitung 3x4 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.