Keracunan Massal di Lembang Bandung Barat, Korban Terus Bertambah, Sebagian Dirawat

Jumlah warga yang keracunan tersebut tercatat ada 178 orang, lalu pada Selasa (28/2/2023) siang bertambah sebanyak 27 orang.

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Warga yang mengalami keracunan saat mendapat perawatan di Masjid Jami Al-Huda Lembang, Senin (27/2/2023) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Jumlah warga yang mengalami keracunan massal setelah menghadiri acara pernikahan di Kampung Cijengkol, RT 3/5, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus bertambah.

Berdasarkan data dari pihak kecamatan pada Senin (27/2/2023) malam, jumlah warga yang keracunan tersebut tercatat ada 178 orang, lalu pada Selasa (28/2/2023) siang bertambah sebanyak 27 orang.

Kepala Desa Wangunsari, Diki Rohani mengatakan, adanya penambahan korban tersebut karena ada 27 warga yang melaporkan mengalami gejala keracunan ke posko darurat di Masjid Al Hudaya di Kampung Cijengkol.

"Jadi hingga pukul 12.00 WIB, ada penambahan kasus 27 orang, tetapi yang sudah dipastikan dirawat itu ada 2, kemudian ada ambulans kami sedang menjemput 3 orang lagi," ujarnya saat ditemui di Lembang, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: 178 Warga Lembang Keracunan Setelah Hadiri Acara Pernikahan, Sampel Makanan dan Air Diuji Lab

Sementara untuk saat ini, kata dia, ada 7 orang yang dirujuk ke rumah sakit, 7 orang dirawat di RSUD Lembang, dan 2 orang lainnya memilih memeriksakan mandiri ke rumah sakit swasta di daerah Kota Bandung.

"Jadi yang diperiksa ke RS Advent secara mandiri 1 orang, ke RS Salamun 1 orang, dan ternyata hari ini sudah ada yang diperiksa ke posko darurat ini sebanyak 27," kata Diki.

Pada awalnya, kata dia, ratusan warga yang keracunan ini mengeluhkan gejala keracunan makanan seperti sakit perut, mual, dan yang paling banyak buang air besar secara terus menerus.

"Keluhannya hampir sama semua, mual, mules, yang paling dominan itu bolak-balik kamar mandi, diare, ada yang muntah juga," ucapnya.

Ia mengatakan, acara pernikahan itu diprediksi dihadiri oleh sekitar 500 orang, sehingga dia menduga masih ada warga dari wilayah lain yang mengalami gejala setelah sempat hadir di acara tersebut.

"Saya koordinasi ke semua RW, apabila ada masyarakat yang mengalami gejala, secepatnya harus melaporkan ke posko, kita dari pihak desa menambah ambulans untuk antisipasi jika ada yang harus dirujuk," ujar Diki.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved