Persib Bandung

Pesan Bobotoh untuk Ketua Umum PSSI yang Baru Erick Thohir, Jangan Mau Di-setting

Erick memang bukan sosok yang asing bagi Persib. Sepuluh tahun, Erick bahkan menjadi bagian dari Persib.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
TribunNetwork
Erick Thohir menjadi ketua PSSI periode 2023-2027. 

Namun, persoalan PSSI, ujarnya, bukan semata soal kepemimpinan.

"Ada banyak sekali faktor yang berperan," ujarnya.

Itu sebabnya, sekalipun optimistis, Eko belum bisa memperkirakan perubahan seperti apa yang akan terjadi di PSSI pada masa yang akan datang. 

"Namun,sebagai leader, kepemimpinan Erick harus kuat. Jangan mau di-setting sama orang - orang di bawahnya, karena kemungkinan orang-orang lama masih akan mengisi beberapa posisi di kepengurusan PSSI yang baru," kata Eko, yang juga dikenal sebagai bobotoh Persib Bandung ini.

Erick terpilih menjadi Ketua PSSI periode 2023-2027 menggantikan Mochamad Iriawan yang habis masa jabatannya, setelah mendapat dukungan mayoritas, 64 suara dari 86 pemegang suara atau voters.

Erick mengungguli tiga pesaingnya, yakni La Nyalla Mattalitti yang memperoleh 22 suara, serta  Arif Putra Wicaksono dan Doni Setiabudi yang tidak mendapatkan dukungan satu suara pun.

Ke-86 voters ini terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi, 18 dari Liga 1, 15 klub anggota Liga 2, 16 klub asal Liga 3, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Dari ke-86 voters tersebut, satu di antaranya abstain, dan satu suara lainnya, yakni PSMS Medan, tidak dapat memberikan hak suaranya karena dualisme kepengurusan. 

Ditemui usai pemilihan, Erick Thohir mengungkapkan rasa terima kasihnya karena sudah diamanahkan menjadi Ketua Umum PSSI.

"Tentu saya mau ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang sudah diberikan para pemilih, masyarakat Indonesia, suporter, wasit, pelatih, pemain," ucapnya.

Erick mengatakan, terpilihnya dia jadi ketua umum PSSI yang baru bukan kemenangan dirinya. Tetapi harus dibuktikan menjadi kemenangan bersama yaitu membangun sepak bola bersih dan berprestasi. 

"Saya pernah katakan bahwa perlu nyali memperbaiki sepak bola Indonesia, tidak perlu teori untuk sepak bola Indonesia. Hari ini kita sudah tidak bicara nyali lagi, tapi kita bicara bagaimana nyali membuktikan memang kita berprestasi," tutupnya.(cipta permana/andri m dani/rahmat fajar)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved