Sempat Ada Gap Data Stunting, Bupati Sumedang Akui Tak Terganggu

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Ada gap cukup jauh terkait data stunting di Kabupaten Sumedang. Gap terjadi antara data yang dikeluarkan Pemkab Sumedang dengan data Kementerian Kesehatan RI. 

Data pada Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi (Simpati) milik Pemkab Sumedang menyebutkan angka stunting hanya 8,7 persen pada tahun 2022. 

Namun data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menyebutkan stunting di Kabupaten Sumedang tertinggi di Jawa Barat, yakni 27,6 persen. 

Data SSGI 2022 ini muncul di tengah apresisasi berbagai pihak kepada Pemkab Sumedang atas keberhasilan menurunkan stunting. Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan gap data itu tidak mengganggu. 

"Enggak terganggu, asal kita punya pembandingnya. Justru ini bagus, tercipta kajian ilmiahnya," kata Bupati di RSUD Sumedang, Jumat (10/2/2023). 

Dony memang langsung mengajukan data pembanding SSGI itu.

Menurutnya, ada perbedaan dalam pengambilan sampel. SSGI mengambil 600-an sampel kasus stunting, sementara Pemkab Sumedang mengantongi 7200 data balita stunting. 

"Dengan kedatangan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) ke sini, kita duduk bersama bagaimana Sumedang betul bisa jadi percontohan stunting, dan perdedaan data akan terus ada kajian bersama," 

"Gap selama ini bisa dipecahkan, diatasi bersama," katanya. 

Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin memang mengakui ada gap data antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Gap itu bukan hanya di Sumedang, namun terjadi juga di daerah lain di Indonesia. 

"Kita akui data-data gap-nya masih besar antara di puskesmas, posyandu, rumah sakit, dinkes dan ini terjadi di nasional, bukan hanya di Sumedang," katanya.