BMKG Jelaskan Ini Dampak Guncangan Gempa Sesar Baribis bagi Warga di Kabupaten Karawang

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan efek gempa sesar baribis terhadap warga Kabupaten Karawang

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Seli Andina Miranti
Istimewa/ tangkapan layar
Peta episenter gempa bumi di Jawa Barat dan sekitarnya pada Maret 2022 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan efek gempa Sesar Baribis terhadap warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengacu kepada sumber Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) Tahun 2017, Sesar Baribis di Jawa Barat merupakan kelanjutan dari sesar Lembang kearah timur.

Sesar ini memanjang dari Majalengka sampai Subang.

Teguh mengungkapkan, skenario peta guncangan Sesar Baribis kendeng pada segmen Subang.

Maka skala yang dirasakan di Kabupaten Karawang yakni pada skala IV-V modified mercally intensity (mmi) bakal memiliki dampak dirasakan sangat kuat dan berpotensi kerusakan ringan.

Deskripsinya, kata Teguh, pada skala IV mmi yakni pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.

Baca juga: BARU SAJA, Gempa Papua, Kedalaman Lindu 10 KM, Bangunan Tenggelam ke Pantai, BMKG Beri Peringatan

"Kemudian untuk skala V mmi, deskripsinya Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti, " kata Teguh, Kamis (9/2/2023).

Teguh mengakui, banyak penelitian mengenai sebaran Sesar Baribis, namun dirinya masih mengacu pada sumber data Pusgen 2017.

Sementara itu Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta Eko Teguh Paripurno mengatakan, banyak data yang bisa diacu dalam sebaran sesar.

"Ada Pusgen 2017. Ada Peta Deagregasi 2022. Ada Peta Potensi Gempa 2019. Tinggal kebutuhannya buat apa? Meski semua belum dalam skala rinci. BMKG dan PVMBG selalu memperbaharui data. Bukan hanya data Pusgen," kata Eko.

Eko mengatakan, seperti peta Deagregasi untuk evaluasi infrastruktur oleh Pusgen. Potensi gempa, shake map oleh BMKG.

Menurut Eko, dari hasil beberapa penelitian bahkan ada yang menyebutkan Sesar Baribis menjadi zona dari Banten hingga Surabaya. Hanya saja berbeda nama.

"Semua bisa digunakan sesuai kebutuhan. Masalahnya, mau menggunakan atau tidak ? Masalahnya kan ada di sana. Sebaran diketahui, potensi goncangan diketahui, tapi engga ngapa-ngapain, " katanya.

Namun yang terpenting menurut Eko, harusnya ada ruang khusus di Indonesia untuk para ahli bangunan gedung untuk mencermati gedung-gedung atau bangunan yang ada.

Beri para ahli gedung ruang untuk bekerja dan membuat keputusan.

"Jangan lupa, pemetaan tersebut sekaligus memetakan pemetaan gedung yang menyimpang antara perencanaan dan fakta konstruksinya, sebagai dampak korupsi. Sekaligus, perlu dilakukan kajian forensik atas gedung, apakah gedung tersebut telah dibuat secara baik, sesuai perencanaan dan penganggarannya. Jadi, maaf, ini, di Indonesia terutama, bukan sekedar urusan mitigasi," katanya.

Bukan hanya pemerintah, tetapi terutama para pemilik gedung harus melakukan uji kelayakan struktur dan ketahanan gedungnya. Pemerintah membuat kebijakan memaksa agar itu dapat dilakukan, kemudian ditopang dengan penegakkan hukum atas potensi penyimpangan gedung.

"Dengan demikian maksimal kasus Turki tidak terjadi di Karawang, " katanya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved