Doa Harian

Doa-Doa Penenang Hati dan Pikiran, Dibaca Saat Galau dan Gelisah, Lengkap dengan Aksara Latin

Sebagai muslim, kepada kita dianjurkan untuk tetap berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT ketika dilanda masalah yang membuat hati galau dan gelisah.

Penulis: Magang Tribunjabar | Editor: Hermawan Aksan
freepik.com
Ilustrasi sedang berdoa di saat hati galau dan gelisah 

TRIBUNJABAR.ID – Sebagai muslim, kepada kita dianjurkan untuk tetap berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT ketika dilanda masalah yang membuat hati galau dan gelisah.

Dalam situasi ini, sebagai umat yang taat kita dapat memohon petunjuk dan diberikan ketenanagan kepada Allah SWT dengan membaca doa penenang hati dan pikiran yang disertai dengan dzikir.

Dalam buku Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa oleh Ra’uf, dijelaskan bahwa berdoa memiliki dampak yang baik untuk psikis manusia.

Seseorang yang hatinya gelisah akan menjadi tenang jika melakukan ibadah salat, lalu berserah diri dan berdoa kepada Allah SWT.

Baca juga: Bacaan Doa Setelah Adzan Lengkap dengan Artinya, Waktu Mustajab Terkabulnya Doa

Serupa dengan pernyataan Ustaz Dhanu, ketika sedang merasa gundah, galau dan gelisah kita dianjurkan untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melaksanakan salat fardhu dan sunah dengan lebih tepat waktu, membaca Al-Quran, membaca doa penenang hati, serta berzikir, dan niatkan hanya untuk Allah ta’ala.

Berikut doa-doa penenang hati dan pikiran yang bisa diamalkan, lengkap dengan latinnya.

Doa untuk Ketenangan Hati yang Sedang Galau dan Gelisah

أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّياطِينِ وأنْ يَحْضُرُونِ

A‘ūdzu bi kalimātillāhit tāmmāti min ghadhabihī, wa ‘iqābihī, wa syarri ‘ibādihī, wa min hamazātis syayāthīni wa an yahdhurūn.   

Artinya, “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, keburukan hamba-Nya, gangguan setan, dan setan yang hadir.” 

Doa untuk Ketenangan Hati dan Pikiran Ketika Sedang Dirundung Masalah

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي

Allāhumma innī ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika. Nāshiyatī bi yadika mādhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhā’uka. As’aluka bi kulli ismin huwa laka sammayta bihī nafsaka, wa anzaltahū fī kitābika, aw ‘allamtahū ahadan min khalqika, awista’tsarta bihī fī ilmil ghaybi ‘indaka, an taj’alal qur’āna rabī‘a qalbī, wa nūra shadrī, wa jilā’a ghammī, wa dzahāba huznī wa hammī.   

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku hamba-Mu, putra hamba-Mu (laki-laki), putra hamba-Mu (perempuan). Nasibku di tangan-Mu, berlaku padaku ketentuan-Mu, adil padaku putusan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang Kau sebut untuk diri-Mu, (nama) yang Kau turunkan dalam kitab-Mu, (nama) yang Kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu, atau (nama) yang hanya Kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan ghaib agar Kau menjadikan Al-Qur’an sebagai musim semi (di) hatiku, cahaya batinku, pelenyap kebingunganku, dan penghilang kesedihan serta kebimbanganku.”

Doa Memohon Petunjuk Hati

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba'da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb

Artinya, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia),” (QS Ali ‘Imran [3]: 8).

Doa untuk Kesedihan yang Mendalam

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّماَوَاتِ، وَرَبُّ اْلأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Laa ilaaha illallahul 'adziim al haliim laa ilaaha illallah rabbul 'arsyil 'azhiim, laa ilaaha illallah rabbus samaawati wa rabbul ardli wa rabbul arsyil kariim

Artinya: "Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb (Pemilik) 'Arsy yang agung. Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan juga Rabb bumi, serta Rabb pemilik 'Arsy yang mulia." (MagangTJ/Chyntia Risdayandini)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved