Simak Perbedaan Film Jailangkung Sandekala dengan Jailangkung Pendahulunya, Diambil dari Mitos Ini

Film Jailangkung Sandekala yang disutradarai oleh Kimo Stamboel ini juga menyajikan kisah menarik lainnya.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Darajat Arianto
Dok. Disney+ Hotstar
Poster film 'Jailangkung Sandekala'. Film yang disutradarai oleh Kimo Stamboel ini menyajikan kisah menarik lainnya. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG - Film Jailangkung Sandekala telah tayang di Disney+ Hotstar untuk menambah list film horor.

Selain mengisahkan cerita yang menyeramkan dan menegangkan, film yang disutradarai oleh Kimo Stamboel ini juga menyajikan kisah menarik lainnya.

Film ini bercerita tentang keluarga yang beranggotakan Adrian, Sandra, Niki, dan Kinan, yang sedang berlibur ke kawasan pegunungan untuk mempererat keharmonisan antara anak dan orangtua, namun justru malapetaka yang didapat.

Singkat cerita, Kinan yang merupakan anak bungsu di keluarga tersebut, bermain sendiri di area danau saat menjelang Magrib dan tiba-tiba menghilang.

Berdasarkan mitos dari masyarakat setempat, ternyata setiap menjelang waktu Magrib, akan ada makhluk halus yang meneror dan menakuti anak kecil yang masih berkeliaran di waktu tersebut.

Baca juga: Di Balik Serial Film he Last Of Us, Ternyata Ada Scene dengan Latar Daerah Sukajadi Kota Bandung

Film ini menyajikan kisah horor yang berbeda dari film pendahulunya. Apa saja perbedaannya? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Film pertama dari Kimo Stamboel yang memiliki rating 13+

Mayoritas film yang disutradarai oleh Kimo Stamboel memiliki rating 18+.

Film “Jailangkung: Sandekala” ini menjadi film pertama Kimo yang memiliki rating 13+ yang artinya adalah film ini bisa dinikmati oleh keluarga.

Kimo Stamboel mengatakan sejatinya film horor harus bisa dinikmati lebih luas lagi, terutama untuk “Jailangkung: Sandekala” ini.

" Jadi harus dilihat bagaimana caranya film ini bisa dinikmati oleh jangkauan umur yang lebih luas, seperti keluarga yang membawa anak-anaknya yang 13 tahun ke atas supaya bisa menonton film ini juga," ujarnya.

2. Mengadaptasi cerita mitos Sandekala yang berasal dari Jawa Barat

Film “Jailangkung: Sandekala” kali ini merupakan versi reboot dari film “Jailangkung” dan “Jailangkung 2”.

Baca juga: Sinopsis dan Link Nonton Film Horor Amityville The Awakening, Diangkat dari Kisah Nyata Mengerikan

“Jailangkung: Sandekala” mengangkat cerita yang berbeda tentang mitos masyarakat Jawa Barat, bernama Sandekala yakni mitos makhluk halus yang akan meneror dan mengganggu anak kecil yang keluar menjelang Magrib.

3. Film horor yang mengangkat nilai keluarga

Selain menyajikan horor yang mencekam, “Jailangkung: Sandekala” ini juga menyajikan kisah yang berbeda yakni dengan mengangkat nilai keluarga.

Mengisahkan tentang Sandra yang ingin memperbaiki hubungan antara dirinya dengan anaknya yang memasuki usia remaja.

Akan tetapi, tujuan tersebut harus dicapai dengan berbagai pengorbanan yang dilakukan oleh keluarga, mulai dari menghadapi teror dan terjebak di kawasan pegunungan yang jauh dari pemukiman warga.

4. Menghadirkan sutradara, para pemain, serta kisah yang baru

“Jailangkung: Sandekala” melibatkan sutradara Kimo Stamboel untuk pertama kalinya, setelah sebelumnya bekerja sama dengan sutradara yang berbeda di film-film Jailangkung 1 maupun 2.

Baca juga: Sapa Warga Cirebon, Tiga Pemain Film Balada Si Roy Berikan Pesan Ini buat Generasi Muda

Film ini dibintangi oleh Titi Kamal, Dwi Sasono, Syifa Hadju, Muzakki Ramdhan, Giulio Parengkuan, Taskya Namya, dan Deva Mahenra, serta menghadirkan versi terbaru dari kisah horor dan menonjolkan nilai keluarga sebagai inti cerita. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya, klik di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved