Ingat Aceng Fikri? Mantan Bupati Garut yang Pernah Dimakzulkan dan Viral: Dulu Bagai Kapal Pecah
Aceng Fikri memulai kisah yang sempat membuat heboh masyarakat Indonesia, yaitu soal pernikahannya yang terbilang singkat.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kabupaten Garut, Jawa Barat, pernah memiliki seorang pemimpin yang fenomenal pada masanya, yang sempat membuat seantero negeri membicarakan sosoknya.
Sosok itu adalah Aceng Fikri, bupati Garut periode 2009-2014.
Saat ditemui di kediamannya, Jumat (23/12/2022) perang, Aceng Fikri sudah duduk menunggu di ruangan tamu.
Cuaca petang itu sedikit berawan, burung-burung berkicau tiada henti menambah ketenangan di kediaman orang yang pernah menjadi sosok nomor satu di Kabupaten Garut itu.
Baca juga: Perayaan Nataru di Garut Diizinkan, Polisi Minta Waspadai Bencana Alam dan Upayakan Nol Kecelakaan
Suasana senja saat itu seolah-olah mendukung apa yang akan ia bicarakan, tentunya soal sejuta kisah perjalanan hidup yang ia alami.
Dengan sikap tegap dan penuh senyum, Aceng Fikri memulai kisah yang sempat membuat heboh masyarakat Indonesia, yaitu soal pernikahannya yang terbilang singkat yang berujung ia diturunkan dari jabatannya.
"Kalau saya gambarkan (saat itu), saya bagaikan kapal (pesawat) pecah, jadi bagian-bagian kapal itu sudah pecah ke mana-mana, artinya nama saya itu hancur. Kalau zaman sekarang itu (namanya) viral," ujarnya kepada Tribunjabar.id di kediamannya di wilayah Copong, Garut Kota, Jumat petang kemarin.
Kondisi itu membuatnya sempat berada dalam titik ketakutan dan keterpurukan yang mendalam.
Baca juga: Aceng Fikri dan Istri Bantu Korban Banjir Bandang di Pameungpeuk, Warga Minta Selfie
Ia beranggapan bahwa masa depan kariernya di dunia politik telah hancur berkeping-keping saat itu juga.
"Ada, sih, kekhawatiran dan rasa takut. Cuma saya coba lawan, ketakutan itu saya lawan, kapal pecah itu saya bangun kembali," ungkapnya.
Perlahan tapi pasti, ia mampu mencari kepingan-kepingan pesawat yang menurutnya sudah berserakan itu, menyatukannya kembali.
Ia kemudian menemukan black box sebagai panduan catatan kehidupannya yang tidak boleh ia tinggalkan begitu saja.
"Mesinnya yang sudah acak-acakan itu saya coba bangun kembali, black box-nya yang ada di laut saya cari kembali, konsultasi dengan para orang tua dan teman-teman hingga kapal pecah itu bisa take off lagi," ucapnya.
Aceng menjelaskan upaya bangkit yang membuahkan hasil itu tidak lepas dari peran keluarga dan teman-temannya.
Mereka, menurutnya, tidak kenal lelah dan terus mendukung meski dalam keadaan sulit.
Termasuk adanya dukungan dari tim yang selalu setia mendampinginya hingga saat ini.
Menurutnya, hubungan yang erat dengan timnya itu hingga kini terus ia rawat dengan pola komunikasi dan silaturahmi.
"Di balik musibah ada hikmah, musibahnya saya dijatuhkan, hikmahnya saya terkenal."
"Modalitas terkenal itu susah, terkenal itu mahal. Saya tidak mengeluarkan apa pun, cuma saya (dulu) harus berakhir di kekuasaan di Garut kurang bagus, landing-nya tidak selamat," ungkapnya.
Bermodal terkenal Aceng Fikri ternyata mampu meneruskan kariernya di dunia politik, kemudian ia mampu meraih kursi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI wilayah Jawa Barat periode 2014-2019.
Ia memperoleh suara urutan ketiga setelah Oni SOS, yakni meraih satu juta lebih suara.
Di tahun politik 2024 nanti, ia juga dipastikan akan kembali maju menjadi calon anggota DPD. Sejumlah persyaratan menurutnya sudah mulai dilakukan.
"Saya sudah mengirimkan LO (liaison officer) ke KPU, juga mulai mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan untuk DPD," ungkapnya.
Aceng menyebut ia punya peluang dan pengalaman yang cukup saat maju sebagai calon independen.
Selama mencalonkan diri dengan jalur nonpartai, ia kerap meraih kemenangan.
Hal tersebut terbukti saat ia mencalonkan diri jadi bupati Garut jalur independen bersama Dicky Chandra.
"Kalau lihat peluang, ya peluangnya cukup besar ya," ucapnya. (*)