Tarif Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Tiga Tahun Pertama Rp 250 Ribu, Akan Ada Subsidi

Harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada tiga tahun pertama yakni Rp 250 ribu.

Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID/DENI DENASWARA
Rangkaian Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) uji dinamis saat meninggalkan Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Rabu (16/11/2022). Uji dinamis ini disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping secara virtual karena keduanya tengah mengikuti acara G20 di Bali. 

TRIBUNJABAR.ID - Harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada tiga tahun pertama yakni Rp 250 ribu.

Sebelumnya, harga tiket kereta cepat yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada Juni 2023, harga tiket rute terjauh Halim-Gedebage adalah sebesar Rp 350 ribu.

Penurunan harga itu dilakukan dengan cara subsidi untuk mendukung keterisian penumpang.

Harga Rp 250 ribu itu untuk Halim tujuan Padalarang.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung relatif masih sangat terjangkau, meski harganya masih jauh lebih mahal dibandingkan tiket eksekutif KA Argo Parahyangan.

"Nanti di bulan Juni 2023 angka segitu mah relatif terjangkau, ya. Boleh dibandingkan. Yang penting mah ekonomi bergerak dengan baik sesuai dengan yang diharapkan," tutur Ridwan Kamil dikutip dari Kompas TV, Rabu (21/12/2022).

Sebagai perbandingan, KA Argo Parahyangan relasi Gambir-Bandung, harga tiketnya dibanderol Rp 90 ribu sampai Rp 130 ribu untuk kelas ekonomi.

Untuk kelas bisnis dan eksekutif dijual di kisaran Rp 130 ribu sampai Rp 170 ribu.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Disetop Sementara, Dampak Kecelakaan, Lokomotif Terlempar Ratusan Meter

Mengenai opsi mematikan KA Argo Parahyangan, Ridwan Kamil bilang rencana itu tak perlu dikritik secara berlebihan, mengintat proyek KCJB yang didanai utang Cina itu juga demi kepentingan masyarakat luas.

Selain itu meski harga tiket lebih mahal serta penumpang KJCB harus berganti kereta di Padalarang atau di Gedebage untuk menuju Kota Bandung, hal itu juga tak perlu dipusingkan.

"Jadi, semua keputusan-keputusan ini, akan dievaluasi plus minusnya, jadi jangan dikritisi dulu sekarang, karena kan belum dilakukan," kata Ridwan Kamil.

Mantan Wali Kota Bandung itu menyebut apabila nantinya ada evaluasi, maka keputusan bisa saja direvisi di kemudian hari.

"Nanti setelah dilakukan kalau ternyata argumennya tidak terbukti, atau memang keliru kan tinggal direvisi ulang," tambah dia.

Menurut dia, opsi menghapus KA Argo Parahyangan seharusnya bisa dipahami masyarakat, mengingat KA reguler Argo Parahyangan dan kereta cepat memiliki tujuan yang sama.

"Tapi poinnya (perlu) dipahami bahwa itu kan dua urusan yang sama, mengangkut penumpang Jakarta-Bandung, (jadi) ada dua pilihan. Tentu kan kita dahulukan proyek baru yang memang lebih melayani masyarakat dengan lebih cepat," sambung dia.

Baca juga: Emil dan Bambang Sepakat Mengatakan Kereta Cepat Bandung Jakarta Akan Berdampak Positif bagi Ekonomi

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved