Proyek Kereta Cepat Disetop Sementara, Dampak Kecelakaan, Lokomotif Terlempar Ratusan Meter
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghentikan sementara proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
TRIBUNJABAR.ID - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghentikan sementara proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Penghentian itu dilakukan dampak anjloknya kereta teknis proyek tersebut.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, mengatakan penghentian pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dilakukan di ruas jalur terdampak insiden kereta anjlok yang terjadi pada lokasi Track Laying KCJB pada ruas jalur DK 102+309.
Sarana tersebut dimiliki oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan digunakan untuk pembangunan jalur rel, bukan sarana atau kereta yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang.
"Sesuai ketentuan yang berlaku, kegiatan pembangunan akan dihentikan sementara untuk dilakukan proses investigasi lebih lanjut," kata Adita dalam keterangan resmi, Senin (19/12).
Baca juga: Anggota DPRD Minta Keselamatan Penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung Menjadi Prioritas
Adita menambahkan usai Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melakukan identifikasi dan investigasi, temuan dan hasil rekomendasi yang bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan aspek keselamatan pada proyek pembangunan perkeretaapian akan dilaporkan.
Enam orang menjadi korban dalam kecelakaan yang menimpa kereta teknis ini. Dari keenam korban itu, dua di antaranya meninggal, dua luka berat, dan dua luka ringan. Semua korban adalah Warga Negara (WN) Cina yang merupakan pekerja di proyek tersebut.
Insiden kereta anjlok terjadi di daerah Cempaka Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (18/12).
Menurut Ani (55), saksi mata di lokasi kejadian, perisitwa itu bermula saat lokomotif kereta cepat berwarna hijau melaju kencang dari arah Padalarang menuju Jakarta sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Emil dan Bambang Sepakat Mengatakan Kereta Cepat Bandung Jakarta Akan Berdampak Positif bagi Ekonomi
"Sementara pemasangan rel kan baru sampai sini. Kereta (lokomotif) dari arah Padalarang melesat keluar lintasan," kata Ani saat ditemui di lokasi pada Minggu (18/12) .
Lokomotif yang terlempar keluar lintasan sepanjang kurang lebih 200 meter dari ujung rel itu lantas menabrak kereta teknis berwarna kuning yang tengah berada di luar rel kereta.
Ani melihat kereta melaju cepat, terlepas dari ujung rel (anjlok) yang sedang dipasang.
"Setelah keluar lintasan terus nabrak alat berat warna kuning (kereta teknis). Setelah itu gelap sama debu sampai enggak kelihatan," ungkap Ani.
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Edi Nursalam, menduga ada kelalaian dalam insiden kecelakaan ini.
"Ini kita sedang investigasi, tapi enggak tahu siapa yang salah, apakah orangnya atau alatnya, belum tahu," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin.
Untuk mendalami dugaan kelalaian tersebut, kata Edi, pihaknya bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan investigasi dan akan mengeluarkan rekomendasi ke pihak kontraktor dan PT KCIC.
"Dalam investigasi itu nanti KNKT akan mewawancarai orang-orang yang terlibat dan meneliti alat-alatnya yang mungkin ada kesalahan, termasuk melihat kondisi lapangan," kata Edi.
Kecelakaan yang menyebabkan kereta anjlok tersebut melibatkan kereta teknis berwarna kuning dan kereta lokomotif warna hijau bertulis Stecol Corporation (755).
"Ini merupakan proyek penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, tapi kereta ini belum beroperasi. Tapi dalam pengerjaan ini ada alat dua, yang satu alat (kereta) untuk memasang rel dan satu lagi lokomotif," ucapnya.
Ia mengatakan, untuk penyebab kecelakaan kereta itu hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan petugas Kemenhub.
"Ini masih dilakukan penyelidikan kenapa (kereta) bisa sampai meluncur kesana. Intinya ini masih dalam proses investigasi dan nanti KNKT akan turun," ujar Edi.
Hingga kemarin sore, proses evakuasi kereta teknis masih dilakukan.
"Namun karena keretanya berat, karenanya harus dipreteli, dibongkar," kata Edi.
Proses evakuasi kereta itu menjadi tontonan warga setempat, bahkan masyarakat sekitar dari luar daerah juga sengaja berbondong-bondong datang untuk menyaksikan dari dekat.
"Saya sengaja nonton karena penasaran ingin melihat lokasi kecelakaan kereta dan bagaimana proses evakuasinya," kata Jaja (70) warga Kampung Campaka.
Ia mengatakan, kerasnya suara benturan kereta ini, Minggu, terdengar jelas hingga ke rumahnya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian.
"Awalnya saya mengira bahwa suara itu bagian dari kegiatan konstruksi kereta cepat. Namun, ternyata suara itu berasal dari kecelakaan," ucapnya.
Corporate Secretary KCIC, Rahadian Ratry, mengatakan, PT KCIC akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menginvestigasi insiden ini dan KCIC memastikan segenap pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB senantiasa mengimplementasikan aspek safety, security, health and environment (SSHE) pada setiap aktivitas kerja.
"Para kontraktor akan berkomitmen terhadap aspek keselamatan diri seluruh pekerja sehingga risiko kecelakaan kerja dapat dihindari," kata Rahadian melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar.
Meski ada kereta kerja yang anjlok, kata Rahadian, proses pembangunan di area kerja kereta cepat saat ini tetap berjalan.
"Pembangunan stasiun dan pemasangan subsistem perkeretaapian di area KCJB tetap dilakukan sesuai prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan, termasuk pemasangan rel tanpa balas," jelasnya.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan telah mengirimkan tim dari laboratorium forensik (labfor) dan inafis untuk memeriksa tempat kejadian perkara (TKP).
"Pada hari ini labfor dari Mabes Polri juga Inafis dari Mabes Polri juga turun untuk mengecek TKP bersama kementerian lembaga terkait menyangkut masalah mencari apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut," kata Dedi.
Dedi menuturkan pihaknya juga telah memeriksa 18 orang sebagai saksi di kasus tersebut. Menurutnya, pihaknya bakal memeriksa sejumlah saksi lainnya untuk mendalami kasus tersebut.
"Ini masih berproses karena mencari penyebab kecelakaan itu kan ahlinya nanti baik dari KNKT atau pun dari pihak PT KAI," ujarnya.
Dedi menuturkan bahwa pihaknya juga membuka kemungkinan untuk memeriksa pihak luar yang menjadi penyedia kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.
"Bila perlu nanti melibatkan dari pihak luar sebagai penyedia kereta tersebut ya. Jadi betul-betul hasilnya akan komprehensif disampaikan ke rekan media," ujarnya.
Anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama, mendesak pihak kepolisian beserta pihak terkait menginvestigasi penyebab kecelakaan tersebut.
Ia juga mendesak agar proyek kereta cepat ini dievaluasi secara menyeluruh. Sebab menurutnya telah terjadi beberapa kecelakaan sebelumnya yang mengiringi pembangunan proyek tersebut.
"PT KCIC perlu bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan ini," ujarnya. (tribun network/hilman kamaludin/git/mam/dod)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.