Alasan Aparat Kepolisian Menjadi Target Kelompok Jamaah Ansharut Daulah Diungkap Abu Askar
Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022) pagi, merupakan bagian rencana kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Sukabumi, Dian Herdiansyah
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022) pagi, merupakan bagian rencana kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Pelaku bom Vihara Ekayana yang juga tersangka kasus bom Kedutaan Besar Myanmar 2013, Robby Rubiansyah alias Abu Askar, menjelaskan mengapa aparat penegak hukum menjadi target kelompok JAD.
"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD itu. Memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka," ujar Robby kepada Tribunjabar.id melalui sambungan telepon, Rabu.
Bagi kelompok JAD, apabila negara bukan berasaskan Islam, maka statusnya dianggap thougut atau musuh Islam.
"Bagi mereka ketika berbicara satu negara tidak berdasarkan syariat Islam, kemudian tidak ada mencoba perubahan ya mereka kafirkan," jelas Robby.
"Warga sipil pun mereka kafirkan. Aparat penegak hukum, khususnya TNI-Polri membela negara, maka mereka sebut thogut atau penolong sistem setan dan jelas itu target mereka," tuturnya.
Baca juga: Wali Kota Bandung Yana Mulyana Minta Tetap Tenang Setelah Bom Meledak di Polsek Astana Anyar
Keberadaan JAD ini bukannya seberapa besar dan berapa banyak. Akan tetapi, kata Robby, tentang kuatnya ideologi, militansi, dan solidaritas.
"Apabila ada kelompok mereka tertangkap, jemaahnya siap membiayai keluarganya," katanya.

"Memang secara ideologi sangat kuat karena mereka ini seperti sel jaringan. Jika ada yang baru keluar dari masa hukuman, mereka akan kembali meraih sebagai ikhwan dan potensi serupa kejadian seperti yang dilakukan Agus Sujanto (pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar)," katanya. (*)