Sejarah Singkat Erupsi Gunung Semeru, Pernah Meletus 8 Kali dalam Sehari, Bikin Khawatir Jepang

Letusan terbaru 4 Desember 2022 bahkan disebut membuat khawatir Jepang karena ditengarai bisa menimbulkan tsunami meski kabar tersebut tak benar.

Editor: Ravianto
afp/adek berry
FOTO UDARA - Foto udara menunjukkan kerusakan parah dialami rumah-rumah di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang akibat letusan Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021). Terlihat Kali Lanang, sungai yang membelah Dusun Curah Kobokan berubah menjadi kelabu karena semuanya tertutup abu vulkanik Gunung Semeru. Letusan Gunung Semeru ini mengakibatkan 34 warga meninggal dunia, 69 luka dan 16 lainnya hilang. 

TRIBUNJABAR.ID, LUMAJANG - Gunung Semeru kembali erupsi pada 4 Desember 2022 atau tepat setahun setelah meletus dahsyat dan menghancurkan Jembatan Piket Nol di Kabupaten Malang.

Letusan terbaru 4 Desember 2022 bahkan disebut membuat khawatir Jepang karena ditengarai bisa menimbulkan tsunami meski kabar tersebut tak benar.

Badan Meteorologi Jepang memang sempat mengantisipasi dampak letusan Gunung Semeru yang dikhawatirkan bisa menimbulkan tsunami. Namun, mereka kemudian memastikan bahwa erupsi Gunung Semeru itu tak akan menimbulkan tsunami.

Gunung Semeru merupakan satu dari 79 gunung api aktif di Indonesia menurut PVMBG

Secara administratif, Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur dengan posisi geografis di Latitude -8,108°LU, Longitude 112,92°BT dan memiliki ketinggian 3676 mdpl.

Gunung berapi ini tercatat mengalami erupsi pada 4 Desember 2022 pukul 02.46 WIB.

Pos Pengamatan Gunungapi pada PVMBG Kementerian ESDM mencatat aktivitas erupsi di Gunung Semeru, Jawa Timur, Selasa (22/11) pukul 05:03 WIB.
Pos Pengamatan Gunungapi pada PVMBG Kementerian ESDM mencatat aktivitas erupsi di Gunung Semeru, Jawa Timur, Selasa (22/11) pukul 05:03 WIB. (Pos Pengamatan Gunungapi pada PVMBG Kementerian ESDM)

Status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Level IV atau Awas.

Saat ini, tercatat 29 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 65-120 detik.

Tahun 1800-an

Letusan pertama Gunung Semeru yang terekam terjadi pada tahun 1818.

Namun, letusan tahun 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Tahun 1900-an

Abu menutupi rumah dan pepohonan di lereng Gunung Semeru di Lumajang pada 5 Desember 2021, sehari setelah letusan gunung berapi di gunung yang menewaskan sedikitnya 14 orang. (Photo by AMAN ROCHMAN / AFP)
Abu menutupi rumah dan pepohonan di lereng Gunung Semeru di Lumajang pada 5 Desember 2021, sehari setelah letusan gunung berapi di gunung yang menewaskan sedikitnya 14 orang. (Photo by AMAN ROCHMAN / AFP) (AMAN ROCHMAN / AFP)

Pada tahun 1941-1942, terekam aktivitas vulkanik Gunung Semeru dengan durasi panjang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava Gunung Semeru terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Saat itu, aliran lava mengalir hingga mencapai lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.

Akibatnya, material vulkanik Gunung Semeru menimbun pos pengairan Bantengan.

Aktivitas Gunung Semeru tercatat setiap tahun secara beruntun pada tahun 1945-1960.

Kemudian, 1 Desember 1977, guguran lava Gunung Semeru menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.

Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3.

Awan panas ini juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.

Satu tahun kemudian, aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978-1989.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga tercatat pada tahun 1990, 1992, dan 1994, dikutip dari BNPB.

Tahun 2000-2010

Pada periode 2000-an, Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi pada tahun 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Gunung Semeru meletus delapan kali pada 23 Desember 2002 dan satu kali pada 25 Desember 2002.

Empat hari kemudian, Gunung Semeru kembali erupsi sebanyak tujuh kali pada 29 Desember 2002.

Letusan Gunung Semeru pada tahun 2004 terjadi awan panas guguran yang masuk Besuk Bang sejauh 2500m pada 20 Januari dan sejauh 1000m pada 7 Oktober, dikutip dari VSI ESDM.

Kemudian, pada tahun 2005 tercatat awan panas guguran masuk ke Besuk Bang pada 29 Desember.

Letusan pada tahun 2007 juga tercatat menghantam Besuk Bang sejauh 1000m.

Pada tahun 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Kemudian, erupsi kembali terjadi pada 2009 dan 2010.

Tahun 2011-2022

Letusan Gunung Semeru juga terjadi pada 2011, 2016, 2018, 2019, 2020, 2021, 2022, menurut laporan dari PVMBG.

Erupsi pada tahun 2022 disertai awan panas guguran (APG) dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1500 meter di atas puncak, Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB.

Sumber APG berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

Awan Panas Guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.

PVMBG telah menaikkan status Gunung Semeru dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas pada saat terjadi letusan.

Pada Senin (5/12/2022), teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 500 meter dari puncak.

Pengamatan kegempaan mencatat 29 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 65-120 detik.

Tercatat, satu kali gempa akibat awan panas guguran, dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 386 detik.

Gempa guguran tercatat enam kali, gempa vulkanik dalam tercatat satu kali, dan gempa tektonik jauh tercatat satu kali.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Gunung Semeru Erupsi

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved