Bocah 10 Tahun Tembak Mati Ibunya Gara-gara Tak Dibelikan Headset VR, Mengaku Disuruh Teman Imajiner

Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal seperti itu, dia mengaku 'dua saudara perempuannya menyuruhnya melakukannya'.

Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN
Sejumlah pengunjung saat mencoba virtual reality di wahana Bigdino, The Great Asia Africa Lembang, Minggu (27/3/2022). Seorang bocah 10 tahun di Amerika Serikat menembak mati ibunya, 21 November 2022. Bukti baru menunjukkan kalau anak itu mungkin melakukannya secara sengaja karena tidak dibelikan headset Virtual Reality (VR). 

Setelah informasi ini terungkap, polisi Milwaukee kembali mewawancarai bocah itu.

Ia mengatakan kepada detektif bahwa dirinya mengarahkan pistol tersebut ke ibunya dengan dua tangan dalam posisi menembak.

Saat itu, dia mencoba menembak tembok untuk 'menakut-nakuti' sang ibu, namun sang ibu justru berjalan di depannya dan akhirnya ia menembaknya.

Bocah itu memberitahu polisi bahwa ia mendapatkan pistol itu dari kotak kunci pagi itu, karena ibunya membangunkannya 30 menit lebih awal dari biasanya, yakni pukul 6 pagi dan karena ibunya tidak mengizinkannya membeli sesuatu di akun jual beli negara itu.

"Ini benar-benar tragedi keluarga, saya tidak berpikir siapapun akan menyangkal atau tidak setuju dengan itu. Sistem orang dewasa benar-benar tidak siap untuk memenuhi kebutuhan anak berusia 10 tahun," kata salah satu pengacara bocah itu, Angela Cunningham.

Bocah itu telah didakwa sebagai orang dewasa dengan 'pembunuhan sembrono' tingkat pertama dan berada dalam tahanan remaja.

Undang-undang (UU) negara bagian menyatakan bahwa anak-anak berusia 10 tahun mendapatkan tuntutan sebagai orang dewasa untuk kejahatan tertentu.

Namun, juga dimungkinkan untuk memindahkan kasus ini ke pengadilan anak.

Bibi anak laki-laki itu mengatakan kepada polisi bahwa sang anak memiliki riwayat perilaku yang mengganggu, termasuk mengayunkan ekor anak anjing keluarga tersebut sampai melolong kesakitan.

Saat melakukan aksi tersebut, sang anak masih berusia 4 tahun.

Selain itu, baru-baru ini ia juga mengisi balon dengan cairan yang mudah terbakar dan membakarnya di rumah.

Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal seperti itu, dia mengaku 'dua saudara perempuannya menyuruhnya melakukannya'.

Ini berdasarkan pada ingatan kerabatnya tentang situasi tersebut.

Saat ditanyai lebih lanjut, anak laki-laki itu berkata bahwa dirinya mendengar lima orang imajiner yang berbeda berbicara dengannya, dua saudara perempuan, satu wanita yang lebih tua, satu pria dan seorang pria kedua yang digambarkan oleh anak laki-laki itu sebagai 'orang jahat'.(Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari)

Berita Tribunjabar.id lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved