Gempa Bumi di Cianjur

Pengungsi Gempa Cianjur Mulai Mengemis di Pinggir Jalan, Pakai Jaring untuk Menangkap Ikan

Tak hanya obat-obatan, kata Ujang, warga di di kampungnya juga sangat membutuhkan alat bantu masak seperti gas dan lainnya. 

Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID/ADI RAMADHAN PRATAMA
Korban gempa Cianjur meminta bantuan ala kadarnya di Kampung Panahegan, RT 02/RW 02, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (29/11/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Para pengungsi korban gempa di Kabupaten Cianjur mulai mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berbekal jaring kecil bertangkai yang biasa dipakai menangkap ikan kecil, mereka berdiri di sepanjang jalan utama Gasol, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Jawa Barat menanti para pengendara melintas.  

"Kami hanya meminta seikhlasnya. Kami tidak pernah maksa," ujar Ujang Wandi (43), Koordinator Posko 2 pengungsian di Kampung Panahegan, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, saat ditemui Tribun Jabar, Selasa (29/11).

Ada puluhan pengungsi gempa Cianjur yang kemarin terlihat menggalang dana secara mandiri di sepanjang jalan utama Gasol. Mereka tak hanya berasal dari Kampung Panahegan, tapi juga dari kampung lainnya di Desa Gasol dan desa tetangganya.

Dibanding sejumlah wilayah lainnya yang terdampak gempa, Desa Gasol bukanlah desa yang terisolasi. Bantuan bagi para pengungsi di sana sudah masuk sejak hari kedua pasca-gempa. 

Di dekat posko, di tepi jalan, kemarin, bantuan pakaian bahkan masih menumpuk, puluhan karung. Entah berisi apa saja.

Posko 1 di Kampung Panahegan, RT 02/RW 02, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (29/11/2022).
Posko 1 di Kampung Panahegan, RT 02/RW 02, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (29/11/2022). (Tribun Jabar)

Ujang mengatakan, bantuan pakaian untuk warga di kampungnya sudah terpenuhi sejak berhari-hari lalu. Meski begitu, mereka akan selalu menerima bantuan apapun yang diberikan oleh relawan, termasuk pakaian layak pakai. 

"Namun, yang sangat dibutuhkan saat ini di Kampung Panahegan, khususnya di Posko 2 adalah obat-obatan, selimut untuk anak-anak, dan makanan balita," ujarnya.

Tak hanya obat-obatan, kata Ujang, warga di di kampungnya juga sangat membutuhkan alat bantu masak seperti gas dan lainnya. 

Baca juga: Update Gempa Cianjur, Korban Meninggal Jadi 327 Jiwa tapi Orang yang Hilang Tambah 8 Orang

"Untuk makanan, paling kami membutuhkan makanan yang bisa disimpan dalam waktu agak lama, karena mubazir jika sudah basi," ujarnya. 

Di sini poskonya, kata Ujang, yang paling banyak menumpuk adalah mi instan.

"Hampir semua yang mampir ke sini memberikan mi instan. Terus, yang paling kurang itu, seperti telor dan sejenisnya. Kami juga harus menjaga pola makan agar tidak gampang sakit. Jika terus memakan mi setiap hari, kami takut akan bermasalah ke depannya," ujarnya. 

Ujang mengatakan, mereka bukannya tak bersyukur dengan beragam bantuan tersebut, namun stok yang berlebihan dan tidak terpakai sangat mubazir.  Di sisi lain, untuk mencukupi berbagai kebutuhan yang tak ada dalam bantuan itu, warga Panahegan pun akhirnya mencari sumbangan di pinggir jalan. 

"Uangnya nanti kami belikan gas, dan kalau bisa akan kami gunakan untuk membelokkan pipa air karena sudah kering di sini," ujarnya.

Mulai Kembali

Kemarin, menyusul mulai meredanya gempa-gempa susulan, sebagian pengungsi juga sudah muai kembali ke rumahnya masing-masing. Sebagian pulang untuk mengecek kondisi rumahnya yang sudah lebih seminggu ditinggalkan. Ada pula yang pulang sekadar untuk mencari dan menyelamatkan surat atau barang-barang berharga yang saat mengungsi belum terbawa.

Meski demikian, sebagian besar pengungsi masih bertahan di tenda-tenda pengungsiannya. Mereka juga mulai gundah mengenai nasib mereka ke depannya. Sementara proses penggantian yang dijanjikan pemerintah masih harus melewati proses yang panjang.

327 Jiwa

Hari kedelapan pasca-gempa, kemarin, tim SAR Gabungan yang terus melakukan pencarian kembali menemukan empat jenazah. Dengan temuan itu, total korban gempa yang meninggal bertambah menjadi 327 jiwa.

"Tiga jenazah ditemukan petugas gabungan di Kampung Cijedil, dan satu lainnya di sekitar Warung Sate Sinta," ujar Dandim 0608/Cianjur, Letkol ARM Haryanto, dalam konferensi pers di Pendopo Cianjur. 

Dengan penemuan ini, ujar Haryanto, jumlah korban yang masih belum ditemukan tinggal lima orang. Namun, data itu berubah menyusul laporan baru tentang delapan orang yang juga hilang pascagempa pekan lalu.

"Enam di antaranya merupakan warga Desa Cijedil, dan dua  lainnya asal Wangunkerta. Kedelapan orang ini dilaporkan hilang oleh kepala desanya. Dengan demikian, korban yang masih dalam pencarian bertambah menjadi 13 orang," ujarnya. 

Haryanto mengatakan, kedelapan orang yang baru dilaporkan hilang itu sudah mereka input datanya.

"Kami akan melakukan pencarian sesuai dengan permintaan pelapor," ujarnya.(adi ramadhan pratama/fauzi noviandi)

Berita Tribunjabar.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved