Gempa Bumi di Cianjur

Kisah Pengungsi Harus Tidur Satu Tenda dengan 11 Jenazah, Jenazah Dimandikan dengan Air Keruh

Rosidah mengatakan bahwa di tenda yang menjadi posko pengungsian tersebut sempat ditinggali 11 jenazah.

Editor: Ravianto
ist
Tangkap layar video jenazah di tenda pengungsian. Para pengungsi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa di tenda pengungsian.(Ist) 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Cerita pilu korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat banyak menyisakan cerita pilu.

Di antaranya adalah fakta para pengungsi di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur tinggal satu tenda pengungsian dengan belasan jenazah.

Kecamatan Cugenang memang daerah paling parah terkena gempa bumi. Di wilayah itu pula banyak ditemukan korban meninggal akibat gempa Cianjur.

Di Desa Cibulakan, para pengungsi harus tidur satu tenda dengan 11 jenazah.

Para pengungsi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa di tenda pengungsian.

Pasalnya lokasi mereka yang terisolir karena akses jalan yang tertutup longsoran akibat gempa, sehingga mobil ambulans tak bisa membawa jenazah korban ke rumah sakit.

Para pengungsi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa di tenda pengungsian. Foto sejumlah warga beraktivitas di tenda pengungsian yang didirikan di tengah sawah, di Kampung Kedung Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Para pengungsi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa di tenda pengungsian. Foto sejumlah warga beraktivitas di tenda pengungsian yang didirikan di tengah sawah, di Kampung Kedung Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) ((TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN))

Hj Rosidah, salah seorang pengungsi menceritakan, ratusan rumah warga di desanya mengalami rusak parah akibat guncangan gempa.

Bahkan warga harus membangun tenda seadanya dari terpal sebagai lokasi pengungsian.

Ada dua tenda yang dibangun oleh warga dari terpal seadanya.

Baca juga: Jenazah Bu Yayah Ditemukan Sedang Dekap Anak, 2 Rekannya Sudah Dievakuasi, Sisa 4 Lagi

Bahkan, salah satu terpal yang digunakan diambil dari bekas kegiatan kurban saat Idul Adha lalu.

Seiring berjalannya waktu, sejumlah jenazah mulai berhasil dievakuasi dari balik reruntungan bangunan yang ambruk.

Mereka pun terpaksa sebaris dengan 11 jenazah yang dibawa ke dalam tenda tersebut.

Rosidah mengatakan bahwa di tenda yang menjadi posko pengungsian tersebut sempat ditinggali 11 jenazah.

Ketika itu warga bingung mengurus korban yang meninggal dunia karena tertimbun bangunan roboh sehingga jenazah yang sudah dievakuasi ditaruh sementara di tenda pengungsian.

"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana, sementara warga di depan sini," ucap Rosidah ditemui Rabu (23/11/2022) dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Depok.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved