Gempa Bumi di Cianjur
Miris! Korban Gempa Cianjur di Sukabumi Tidur di Tenda Reot, Terpalnya Bolong dan Minim MCK
Kondisi memprihatinkan dialami korban gempa bumi Cianjur magnitudo 5,6 di Kampung Gedurhayu, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Kondisi memprihatinkan dialami korban gempa bumi Cianjur magnitudo 5,6 di Kampung Gedurhayu RT 40, 41, 42, 43, 44 RW 10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).
Sudah empat hari korban gempa bumi Cianjur di Gedurhayu ini mengungsi di tenda pengungsian yang kondisinya reot dan terpal bolong.
Seorang pengungsi di Kampung Gedurhayu RT 42, Mimin (62) mengatakan, ia terpaksa tinggal di tenda darurat yang kondisinya tidak memadai bersama warga lain.
Hal itu karena khawatir rumah ambruk ketika ada gempa susulan, pasalnya saat ini kondisi rumahnya sudah retak-retak.
"Ibu milih tinggal di sini tempatnya aman sama luas tempatnya, jauh dari pohon-pohon jadi aman, jauh dari bangunan, kata Mimin kepada Tribunjabar.id, Kamis (24/11/2022) malam.
Baca juga: Cerita Nurhayati Rasakan Firasat Sebelum Gempa, Muncul Keinginan Keluar Rumah, Anak Nangis Terus
"Di sini sudah 4 hari. Rumah retak-retak, takut ada gempa susulan, takut ibu kalau malam tidur gak ada yang ngebangunin, takut kebahayaan," ujarnya.
Mimin bersama warga di pengungsian tenda darurat dekat pemukiman kompak bersuara bahwa di tenda darurat yang disediakan Pemkab Sukabumi terlalu jauh dari rumah dan minim MCK.
Terlebih, pengungsi banyak yang memiliki anak kecil.
"Ada kekurangannya itu tenda, selimut, tempat tidur. Di sini lebih dekat, lebih aman, dekat ke rumah, WC di sini ada lebih dekat dari pada di bawah (tenda disediakan Pemda)," ucap Mimin bersama warga di pengungsian.

Mimin bercerita, untuk memasak siang hari dilakukan di rumahnya.
Namun, setiap kali memasak ia mengalami kepanikan karena gempa susulan.
Ia pun lari hingga terjatuh, terlebih ia membawa saudaranya yang sakit.
"Kalau masak di rumah aja, kalau pas ada gempa susulan ibu lari, masaknya berhenti dulu, kompor dimatiin dulu, kalau habis masak, nyuci, itu ke sini lagi," kata Mimin.
Baca juga: Mobil Rombongan Guru Al Azhar yang Terseret Longsor akibat Gempa Cianjur Ditemukan, Ada Logo Sekolah
"Bukan kerasa lagi (kalau ada gempa susulan), rumah ibu juga kan pecah-pecah, ibu lari jatuh lagi, lari jatuh lagi, belum saudara ibu sakit gak bisa jalan kaki, baju sampai di kewer-kewer (diangkat-angkat, red) saking paniknya," ujarnya.
"Mana itu rumah di samping tembok pecah, genting pada jatuh," ucap Mimin, mengusap air mata yang tiba-tiba menetes.
Mimin mengaku membetahkan diri tinggal di tenda darurat yang kondisinya reot dan hanya ditopang bambu seadanya.
Ia dan pengungsi lain berharap ada bantuan terpal, selimut dan tempat tidur.
"Tinggal di sini di betah-betahin aja Ibu mah kalau ada mah tenda aja sama tempat tidur, terpal," ujarnya. (*)
Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews