Gempa Bumi di Cianjur

Sampai Pagi Ini Sudah Ada 161 Gempa Susulan di Cianjur Namun Jumlahnya Makin Menurun per Periode

BMKG mencatat sampai Rabu (23/11), pukul 07.00 WIB, terjadi 161 gempa susulan setelah gempa Cianjur tersebut.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Dok Basarnas
Badan SAR Nasional menerbangkan satu unit helikopter sebagai alat untuk melakukan pemantauan menyeluruh di Cianjur paska gempa bumi, Selasa (22/11/2022). Terlihat kerusakan di wilayah Cianjur. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua hari setelah gempa bumi di Kabupaten Cianjur 5,6 Skala Magnitudo pada Senin (21/11), gempa susulan masih saja terjadi.

BMKG mencatat sampai Rabu (23/11), pukul 07.00 WIB, terjadi 161 gempa susulan setelah gempa Cianjur tersebut.

Tabel gempa susulan yang dirilis BMKG menunjukkan bahwa jumlah gempa susulan yang terjadi terus menurun setiap periodenya.

Dalam periode 6 jam pertama setelah gempa utama, jumlah gempa susulannya mencapai 61 kali gempa.

Kemudian menurun 42 kali gempa pada periode 6 jam berikutnya.

Gempa susulan kembali menurun pada periode 6 jam ketiga selanjutnya menjadi 18 gempa, kemudian periode selanjutnya 12 gempa, naik sedikit jadi 16 gempa pada periode 6 jam kelima, kemudian menurun masing-masing 5 gempa pada periode keenam dan ketujuh.

Puluhan keluarga di Kampung Margaluyu, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur yang tidur dipinggir rel kereta api. 
Puluhan keluarga di Kampung Margaluyu, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur yang tidur dipinggir rel kereta api.  (Tribun Jabar/Fauzi Noviandi)

BMKG mencatat dari 161 gempa susulan tersebut, jumlah gempa yang dirasakan mencapai 9 gempa. Magnitudo gempa susulan terbesar mencapai M4.2 dan yang terkecil M1.2.

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan episenter gempa bumi pertama yang berkekuatan M5,6 terletak pada koordinat 6,86° LS ; 107,01° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 11 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri. 

Baca juga: Profil Kecamatan Cugenang yang Terdampak Parah Gempa Cianjur, Akses Jalan Tertutup Longsor

Baca juga: 3 Warga Sumedang Turut Tertimbun Longsor Gempa Cianjur, Roni Nurjaman Belum Ditemukan

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Daryono melalui siaran tertulisnya.

Gempabumi ini dirasakan di Kota Cianjur dengan skala intensitas V - VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk.

Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar). Garut dan Sukabumi IV - V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). R

ancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ). 
 
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa."

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.(Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam)

Berita Tribunjabar.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved