Gempa Bumi di Cianjur
Kisah Haru Korban Gempa Cianjur di Cugenang, Tangis Deden Pecah Melihat Jasad Anaknya yang Tertimbun
Kisah haru korban gempa Cianjur di Jalan Raya Cugenang, Kecamatan Cugenang, Selasa (22/11) siang.
TRIBUNJABAR.ID - Kisah haru korban gempa Cianjur di Jalan Raya Cugenang, Kecamatan Cugenang, Selasa (22/11) siang.
Tangis Deden pecah saat petugas yang melakukan sejak pagi melakukan pencarian kembali menemukan jasad yang terkubur di antara longsoran tanah yang menggunung.
Meski belum melihat wajah jenazah, Deden yakin betul itu jenazah anaknya.
"Itu anak saya, bajunya merah," kata Deden sambil terus menangis.
Baca juga: Update Korban Gempa Cianjur, 268 Orang Meninggal Dunia, 151 Orang Belum Diketahui Nasibnya.
Sejumlah petugas lantas memeluk Deden dan memintanya ikut ke mobil ambulans untuk memastikan anak tersebut benar-benar buah hatinya.
Di mobil ambulans, tangis Deden kembali terdengar.
"Ya Allah, Nak, ya Allah," ujar Deden sambil berusaha memeluk anaknya.
Ditemui sebelum anaknya ditemukan, kemarin pagi, Deden mengaku masih sempat berkomunikasi dengan anak dan istrinya melalui video call, beberapa saat sebelum gempa terjadi.
Saat itu, istri dan anak bungsunya tengah berada di warung, sementara dirinya sedang dalam perjalanan.
Saat itu, anaknya sempat menanyakan kapan ia pulang. Deden menjawab, ia akan pulang segera.
Namun, tak disangka, komunikasi itu rupanya menjadi komunikasi mereka yang terakhir.
Anak dan istrinya terkubur bersama warung-warung lainnya yang ada di di tepi Jalan Raya Cugenang Cianjur.

Wilayah yang tertimbun berada di antara Kampung Pos dan Kampung Cugenang, Desa Cijedil.
Akses jalan yang menghubungkan Bandung dan Bogor ini tertutup material longsor sehingga menimbun jalur nasional, jalur Jakarta-Bandung sepanjang 300 meter.
Tak hanya menutup akses jalan, longsor juga menimbun sebuah warung dan kendaraan. Akibatnya akses jalan dari Cianjur menuju Puncak Bogor dan sebaliknya lumpuh selama lebih 24 jam.
Kemarin sore, jalur sudah kembali bisa dilalui dari kedua arah meski jumlah kendaraan yang melintas masih dibatasi.
Jalur Puncak Cianjur-Bogor menjadi prioritas karena juga menjadi jalur utama untuk menyalurkan distribusi bantuan pada para korban bencana gempa bumi.

"Memang ada beberapa titik yang belum terjangkau. Tapi personel di lapangan tengah berjuang keras agar bisa membuka dan menjangkau akses-akses jalan yang ada," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo.
Rudi mengatakan, sebanyak 15 jasad dievakuasi tim gabungan dari lokasi tersebut. Delapan di antaranya dievakuasi, kemarin.
Hingga sore tim gabungan juga masih terus bekerja menggunakan eskavator. Memastikan tidak ada lagi korban yang masih tertimbun tanah longsor dan reruntuhan bantuan. (tribunnetwork)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.