Masjid Fujikawaghuci-ko di Kaki Gunung Fuji Didirikan Mualaf Jepang, Masih Butuh Biaya Rp 15 Miliar

Masjid Fujikawaguchi-ko di tepian danau Kawaguchi, tepatnya di Distrik Minamitsuru, Prefektur Yamanashi didirikan mualaf yang punya tanah di sana

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA
Suasana Masjid Fujikawaguchi-ko di tepian danau Kawaguchi, Kaki Gunung Fuji, tepatnya di Distrik Minamitsuru, Prefektur Yamanashi didirikan mualaf yang punya tanah di sana, Sabtu (12/11/2022). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Yamanashi

TRIBUNJABAR.ID, YAMANASHI - Melakukan sebuah perbuatan dengan pertimbangan pahala dan dosa yang dasar nilainya dari agama, konon tidak ada dalam perasaan warga Jepang.

Namun hal yang jadi pertimbangan mereka adalah rasa malu.

Lebih kurang, demikian yang ditulis sastrawan Ajip Rosidi dalam Orang dan Bambu Jepang (2003) saat mengutip kajian antropolog Amerika, Ruth Benedict tahun 1946.

Namun, kondisi lampau yang digambarkan itu tampaknya sudah berubah.

Kini, telah banyak orang Jepang yang berbuat dengan landasan pahala dan dosa.

Sedikit di antara tandanya, banyak orang memeluk Islam bahkan hingga mendirikan masjid.

Masjid Fujikawaguchi-ko di tepian danau Kawaguchi, tepatnya di Distrik Minamitsuru, Prefektur Yamanashi adalah satu contoh.

Masjid ini didirikan seorang mualaf.

Baca juga: Puluhan Mualaf Perdalam Khazanah Islam Bersama Keraton Kesepuhan Cirebon

"Ada seorang mualaf (baru masuk Islam) yang punya sebidang tanah di kawasan ini," kata Arfin Patria, mahasiswa Shizuoka University yang menjadi anggota kajian Fujikawaguchi-ko Masjid saat dijumpai TribunJabar.id, Sabtu (12/11/2022).

"Dia kemudian bertemu dengan komunitas Islam, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Jepang, lalu kemudian menggalang dana untuk membangun masjid ini," ujar Arfin.

Masjid di tepian danau yang sangat terkenal dan merupakan tempat tujuan wisata ini diresmikan pada tahun 2020.

Bangunan masjid sendiri hanya terhalang oleh area parkir untuk sampai ke bibir danau.

Bangunan masjid terbilang tinggi dengan aksen warna abu kehitaman.

Kaca-kaca besar menjadi wajah bangunan itu.

Pada bagian atas pintu masuk ke bangunan itu tertulis Fujikawaguchi-ko Masjid.

Baca juga: Artis Hingga Mantan Gubernur Salatkan Jenazah Koh Steven, Pendiri Mualaf Center Indonesia

Sekilas, bagian depan bangunan itu tidak tampak seperti masjid jika tidak memerhatikan tulisan yang tertera.

Sebabnya, bagian depan masjid difungsikan sebagai restoran makanan halal.

Hasil dari restoran ini sebagian besar digunakan untuk kemakmuran masjid.

Setelah masuk ke area restoran, terlihatlah ada sudut yang mengarahkan orang masuk ke dalam masjid.

Mula-mula yang tampak adalah rak sepatu dan sandal.

Suasana Masjid Fujikawaguchi-ko di tepian danau Kawaguchi, Kaki Gunung Fuji, tepatnya di Distrik Minamitsuru, Prefektur Yamanashi didirikan mualaf yang punya tanah di sana, Sabtu (12/11/2022).
Suasana Masjid Fujikawaguchi-ko di tepian danau Kawaguchi, Kaki Gunung Fuji, tepatnya di Distrik Minamitsuru, Prefektur Yamanashi didirikan mualaf yang punya tanah di sana, Sabtu (12/11/2022). (TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA)

Melewati bagian itu, ada tempat berupa susunan keran air untuk mengambil wudhu dan kemudian sebuah jalan mirip lorong mengarahkan orang untuk ke dalam masjid.

Area inti masjid cukup luas. Ada bagian mihrab dengan ornamen kubah khas dunia Islam.

Sejadah terpasang di hamparan luas masjid itu.

Baca juga: Petinggi Persib Bandung Umuh Muchtar Resmikan Masjid As-Syifa, Masjid Tertua di Ciluluk Sumedang

"Sampai saat ini, masih ada biaya pembangunan yang belum terbayar sekitar 150 juta yen atau sekitar Rp 15 miliar, kami masih terus menggalang dana, dan ini harus lunas pada 2024," kata Arfin.

Hadirnya masjid ini, menambah jumlah masjid di seantero Jepang.

Paling tidak hingga saat ini, jumlah masjid di jepang ada 12 termasuk Masjid Fujikawaguchi-ko.

Dalam buku yang sama, Ajip Rosidi menulis, masjid yang pertama kali dibangun di Jepang adalah Masjid Kobe pada tahun 1935, baru tiga tahun kemudian, yakni 1938 didirikan Masjid Tokyo.

"Masjid di Kawaguchi ini dipakai untuk salat jumat, dan untuk keperluan kajian-kajian keislaman lainya. Yang tentunya pendatangnya bukan hanya dari Kawaguchi tapi juga dari Tokyo dan daerah lainnya di Jepang," kata Arfin. (*)

Baca juga: Jajaki Kerja Sama Program Magang Kerja, Pemkot Makinohara Jepang Apresiasi Kunjungan Pemkab Sumedang

Silakan baca berita-berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved