Kasus Covid-19 Naik Lagi, Ini Beda Gejala Penderita yang Sudah Divaksin dan yang Belum Divaksin
Dikutip dari IFL Science, saat ini gejala yang paling umum dirasakan penderita Covid-19 adalah sakit tenggorokan.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Seminggu terakhir kasus positif Covid-19 di Indonesia meningkat signifikan.
Kenaikan kasus positif Covid-19 ini ditengarai karena subvarian XBB.
Hal ini diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro.
"Sampai per 6 November 2022, terdapat 3.662 kasus. Dan yang sembuh, allhamdulillah juga banyak yaitu hampir 2500 kasus," kata dr Reisa lagi.
Kenaikan kasus Covid-19 saat ini kata Reisa disinyalir karena subvarian Omicron yaitu XBB.
"Disinyalir tren kenaikan kasus di Indonesia dikaitkan dengan adanya varian XBB yang ditemukan di sini," paparnya lagi.

Beda Gejala Sudah Divaksin dan Belum
Virus Covid-19 sendiri setiap harinya mengalami mutasi dan perubahan.
Dengan begitu, gejala bagi penderita Covid-19 pun juga mengalami perubahan.
Baca juga: Awas, Sepekan Ini Kasus Positif Covid-19 Naik Signifikan, Dokter Reisa Sinyalir Karena Subvarian XBB
Para ahli percaja bahwa jenis dominan yang diperkirakan menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 saat ini tidak berbeda.
Dikutip dari IFL Science, saat ini gejala yang paling umum dirasakan penderita Covid-19 adalah sakit tenggorokan.
"Sepertinya kita berada di awal gelombang berikutnya dan kali ini mempengaruhi orang yang lebih tua sedikit lebih awal dari gelombang terakhir."
"Banyak orang masih menggunakan pedoman pemerintah tentang gejala yang salah," kata Profesor Tim Spector, salah satu pendiri aplikasi Covid Zoe.
"Saat ini, Covid dimulai pada dua pertiga orang dengan sakit tenggorokan."
"Demam dan kehilangan penciuman benar-benar jarang sekarang - begitu banyak orang tua mungkin tidak mengira mereka terkena Covid. Mereka akan mengatakan itu pilek dan tidak diuji," lanjutnya.