Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan Total Juga Tak Terlihat di Bandung, Cuacanya Mendung dan Diselimuti Awan
Sayangnya, cuaca di langit Bandung sore ini tertutup awan mendung, dan memperkirakan gerhana bulan total tidak akan terlihat.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Observatorium Albiruni dan Fakultas Syariah bekerjasama dengan Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jawa Barat, melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total di Observatorium Albiruni Unisba, Selasa (8/11/2022).
Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa himpunan Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung (Unisba), cukup antusias melihat proses secara langsung dari fenomena alam yang cukup langka dari titik pengamatan di Observatorium Albiruni, Kampus Unisba.
Para pengunjung ini tampak sudah memenuhi area observatorium di lantai 9 gedung Fakultas Kedokteran. Mereka terlihat antusias menanti detik-detik terjadinya gerhana bulan total yang dapat teramati dengan mata telanjang pada pukul 17.59 WIB.
Namun sayang, cuaca mendung di area Kota Bandung pada petang tadi, membuat pengunjung tidak bisa melihatnya kemunculan gerhana bulan secara langsung.
Begitu pun dengan upaya penglihatan menggunakan alat bantu teropong pun tetap tidak terlihat, karena pekatnya awan gelap menutupi langit Kota Bandung.
Saat gempa takbir menggema dari beberapa masjid yang berdekatan dengan kampus, para mahasiswa dan dosen pun, menggaungkan hal serupa, dengan harapan dapat menyaksikan langsung proses terjadinya gerhana bulan total tersebut.
Salah seorang mahasiswa, Ipeh (30) mengatakan, dirinya sengaja datang ke sini untuk melihat fenomena gerhana bulan total secara langsung, seperti yang dilakukannya setiap terjadi pemantauan hilal penentuan Ramadhan atau Syawal.
"Sengaja sih (ke sini), karena biasanya kalau ada penentuan Syawal dan Ramadan selalu ke sini,” ujarnya saat ditemui di lokasi pemantauan gerhana bulan total di Unisba.
Sayangnya, cuaca di langit Bandung sore ini tertutup awan mendung, dan memperkirakan gerhana bulan total tidak akan terlihat.
Meski begitu, dirinya tetap bertahan dan menanti untuk melihat kondisi cuaca dengan harapan gerhana bisa terlihat.
“Tadi ada kabar, awannya sudah agak bergeser. Gak kecewa-kecewa banget. Tetapi saya niat ke sini mau lihat. Bertahan juga, karena enggak ada kerjaan juga,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pengamatan Gerhana Bulan Total, Encep Abdul Rojak mengatakan, pengamatan ini dilakukan dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT dan ketinggian tempatnya 783 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan data Ephemeris, gerhana ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia, juga negara-negara di Asia, Australia, Asia Pasifik dan Amerika.
Data gerhana bulan kali ini terdiri dari Durasi gerhana Penumbra selama 5jam 53menit 51detik, durasi gerhana Umbra selama 3 jam 39 menit 50detik dan durasi gerhana total selama 1jam 24menit 58 detik,” ujarnya.
Akan tetapi, maksimum gerhana pukul 17.59 WIB tidak bisa terlihat karena terhalang kondisi cuaca.