Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Bisa Gerakkan Ekonomi, Tapi Ada PR Akses Lanjutan dari Tegalluar
Keberadaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dinilai bisa menggerakkan ekonomi dan juga pemerataan.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Keberadaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dinilai bisa menggerakkan ekonomi dan juga pemerataan.
Hal itu dikatakan pengamat ekonomi dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Aknolt Kristian Pakpahan.
Aknolt mengatakan, operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung salah satu tujuannya yakni untuk pemerataan pembangunan seperti di Tegalluar yang menjadi tujuan akhir.
"Diharapkan ada efek berantai, salah satunya pengembangan wilayah. Jadi kalau ada stasiun kereta api di situ (Tegalluar), biasanya kemudian muncul toko-toko sekitar situ dan menggerakkan ekonomi di situ," ujar Aknolt saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (2/11/2022).
Jadi, kata dia, konteksnya ke pengembangan wilayah seperti Tegalluar dan Walini di Kabupaten Bandung Barat yang dulunya tidak terekspos, nantinya bakal lebih hidup.
Baca juga: Pembelaan Pemerintah Terkait Bengkaknya Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Murah Dibangun Sekarang
"Hal lainnya terkait keterhubungan satu titik ke titik lain yang jadi lebih singkat. Ini yang dilakukan pemerintah. Orang ketika mau melakukan aktivitas bisnis di Jakarta atau sebaliknya, jarak waktunya lebih singkat, jadi bisa berangkat pagi, kemudian pulang. Konektivitas ini banyak menggerakkan kerja sama bisnis," katanya.
Tak hanya itu, warga sekitar stasiun pun nantinya dapat menggerakkan ekonomi dengan membuka pertokoan oleh-oleh atau makanan.

Namun, kata dia, sebelum ke sana, pemerintah harus dapat memastikan akses kendaraan umum lanjutan dari stasiun ke sejumlah daerah, terutama Kota Bandung yang masih menjadi pusat tujuan wisatawan dan bisnis.
"Ketika transportasi lanjutannya sudah terjamin, aktivitas ekonominya pasti akan bergerak, di stasiun masyarakat bisa ikut dalam arus aktivitas ekonomi itu. Seperti berjualan makanan untuk para pelaku UMKM. Nanti juga bisa diatur peraturan oleh pemerintah agar di stasiun itu peruntukannya lebih banyak untuk UMKM atau ekonomi lokal. Kalau bahasa presiden itu tidak merek asing yang ada di situ," ucapnya.
Baca juga: Warga Diminta Usulkan Nama untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jamparing Cocok?
Jika transporasi lanjutannya tidak disiapkan, maka bisa saja masyarakat tetap menggunakan moda transportasi yang sudah ada seperti kereta api biasa dan kendaraan pribadi.
"Sia-sia rasanya kalau hanya sampai di Tegalluar. Orang kemudian berpikir lagi kalau dari Tegalluar mau ke Kebon Kalapa, misalnya, naik apa? Dan satu lagi, harus nyaman juga, karena orang sudah naik kereta api cepat terus pindah ke transportasi publik yang sederhana dan tidak nyaman, orang jadi malas," katanya. (*)