Kapolda Jatim Ditangkap
Teddy Minahasa Diduga Jual Narkoba, Ganti Barang Bukti Sabu-sabu 5 Kg dengan Tawas Untuk Dimusnahkan
Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa Putera harus berurusan dengan hukum akibat penyalahgunaan narkoba. Ia pernah ganti barang bukti sabu dengan tawas
Selain itu Kapolri juga menerjunkan tim dari Mabes Polri ke Sumatera Barat untuk mengecek dugaan keterlibatan Irjen Teddy Minahasa Putra dalam jaringan narkoba di Bukittinggi. "Saya kira itu adalah bagian dari hal-hal yang nanti kita akan turunkan juga tim untuk mengecek terkait proses penanganan pengungkapan saat di Bukittinggi kemarin," ujar Sigit. "Dan, saya kira dugaan yang bersangkutan [Teddy Minahasa] menjual [narkoba] sudah kita dapatkan," imbuhnya.(tribun network/igm/abd/frs/dod)
Bukan Polisi Sembarangan
INSPEKTUR Jenderal Teddy Minahasa bukan polisi sembarangan. Kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara itu merupakan jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1993. Dia memulai kariernya di Korps Bhayangkara sebagai Kasubditmin Regident Ditlantas Polda Jawa Tengah. Setelahnya, ia dipercaya menjadi Kabidregident Ditlantas Polda Metro Jaya.
Teddy juga pernah menjadi Kapolresta Malang Kota, sebelum kemudian dilantik menjadi Kasubbagjiansisops Bagjiansis Rojianstra Sops Polri, kemudian Kaden C Ropaminal Divpropam Polri.
Teddy juga pernah dipercaya mengemban tugas sebagai ajudan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada 2014. Selanjutnya, ia diangkat menjadi staf ahli Wapres di tahun 2017. Pada tahun yang sama, Teddy juga mendapatkan penghargaan Seroja Wibawa Nugraha sebagai Lulusan Terbaik Progam Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXI-TA 2017 Lemhannas RI.
Baca juga: REKAM JEJAK Irjen Teddy Minahasa, Kapolda Jatim yang Dikabarkan Ditangkap Karena Narkoba
Teddy juga pernah menjadi penerima tanda kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya. Tanda kehormatan itu diberikan Presiden Jokowi dalam Peringatan ke-72 Hari Bhayangkara Tahun 2018.
Teddy kemudian ditunjuk sebagai Kapolda Banten selama 3 bulan. Selanjutnya, ia dirotasi menjabat posisi Wakapolda Lampung sejak November 2018. Terakhir sebelum menjadi Kapolda Sumatera Barat, Teddy dipercaya untuk menjabat sebagai Staf Ahli Manajemen Kapolri (Sahlijemen) Kapolri.
Selain karier yang terbilang moncer, Teddy juga tercatat sebagai polisi paling kaya saat ini. Merujuk pada data Laporan Harta dan Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), Teddy menjadi polisi paling tajir dengan harta kekayaan senilai Rp29,97 miliar. Setelah Teddy adalah Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal yang sebelumnya menempati urutan teratas daftar polisi terkaya dengan harta Rp27 miliar.
Menurut catatan dalam situs elhkpn.kpk.go.id, Teddy tercatat hanya satu kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK yakni pada 26 Maret 2022 saat ia menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat. Teddy tercatat mempunyai 53 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Pandeglang, Pasuruan, Pesawaran, dan Malang. Seluruh tanah dan bangunan yang merupakan hasil sendiri itu bernilai Rp25.813.200.000. Dalam laporannya, Teddy turut mencantumkan kepemilikan tiga unit mobil dan motor dengan estimasi harga seluruhnya mencapai Rp2.075.000.000.
Penangkapan Teddy ini juga menjadi sejarah dalam tubuh Polri. Teddy memang bukan perwira tinggi (pati) pertama yang tersandung kasus hukum. Namun dalam kasus narkoba, ia adalah pati pertama yang ditangkap. Sebelumnya kasus-kasus narkoba yang menyeret polisi hanya melibatkan nama-nama polisi kelas menengah ke bawah.(tribun network/igm/ham/dod)