Perajin Tempe di Ciamis Tak Akan Ikut-ikutan Mogok Produksi: Ini Menyangkut Kebutuhan

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Perajin tahu dan tempe di Ciamis tidak akan ikut mogok produksi.

Seperti diketahui, muncul ajakan mogok produksi tahu dan tempe selama 3 hari mulai Senin sampai Rabu (17-19/10).

“Kemungkinan besar kami tetap produksi. Ini kan menyangkut kebutuhan sehari-hari,” ujar H Muslikh, perajin tempe di Desa Cisadap Ciamis kepada Tribun Rabu (12/10).

Selain menjadi mata pencaharian, pembuatan tahu dan tempe katanya menyangkut kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Menurut H Muslikh, kenaikan harga kacang kedelai telah menjadi beban berat bagi perajin tahu dan tempe.

Terlebih di Desa Cisadap, sentra produksi tahu tempe di Ciamis, banyak warga yang bermata pencaharian sebagai perajin tahu dan tempe.

“Biaya produksi sekarang memang naik tajam."

"Harga kacang kedelai sekarang sudah tembus Rp 13.000/kg, dua minggu lalu masih Rp 12.800/kg,” katanya.

Setiap menurut H Muslikh, ia bersama anaknya membutuhkan 500 kg (5 kuintal) kedelai untuk bahan baku pembuatan tempe.

“Karena sekarang harga kacang kedelainya semakin mahal. Produksi tempenya terpaksa dikurangi. Normalnya memang 5 kuintal kacang kedelai/hari. Tapi setelah harga kacang kedelainya naik terpaksa dikurangi jadi 4 kuintal,” ujar H Muslikh.

Selain mengurangi tingkat produksi, akibat kenaikan harga kacang kedelai tersebut menurut H Muslikh, ia terpaksa mengurangi ukuran tempe buatannya.

“Harga tetap, tapi ukuran tempenya diperkecil,” imbuhnya.

Solusi menghadapi kenaikan harga kacang kedelai, perajin tempe terpaksa mengurangi produksi dan memperkecil ukuran tempe (andri m dani)