Tragedi Arema vs Persebaya
Suporter Klub Indonesia Bersatu, Ancam Lakukan Gerakan Revolusioner, Jika Hasil Investigasi Tak Adil
Perwakilan suporter klub di Indonesia bersatu. Mereka bertemu TGIPF Kanjuruhan.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Pentolan Bonek, Andi Peci, mengatakan suporter Indonesia akan melakukan gerakan revolusioner apabila hasil investigasi tragedi Kanjuruhan tidak adil bagi suporter.
Hal itu disampaikan Andi yang mewakili 30 elemen suporter Indonesia usai bertemu Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (6/10/2022) sore.
“Kalau kami tidak bisa mendapatkan hasil yang adil buat suporter, tentu kami akan melakukan gerakan yang revolusioner,” ujar Andi.
Andi memastikan, gerakan tersebut merupakan gerakan yang luar biasa bagi suporter.
“Gerakan yang luar biasa, terutama untuk federasi sepak bola nasional (PSSI),” ujar Andi.
Suporter Indonesia, tegas Andi, menginginkan adanya perubahan sejati terhadap sepak bola nasional ke depan. Setidaknya, perubahan tersebut agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang di kemudian hari.
Andi juga menyampaikan, suporter Indonesia meminta pemerintah untuk tidak sekadar menyelesaikan tragedi Kanjuruhan, tapi juga harus membuat peristiwa ini terang-benderang, termasuk putusan hukuman terhadap pihak yang bertanggung jawab.
“Sesegera mungkin diselesaikan, tidak hanya diselesaikan, tapi memang harus terang-benderang, siapa yang bertanggung jawab, hukumannya apa dan sebagainya harus segera diputuskan,” katanya.
Baca juga: Kata Akhmad Hadian Lukita Usai Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan & Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
Andi menambahkan, seluruh suporter Indonesia berduka atas tragedi kemanusiaan di Kanjuruhan.
Menurutnya, satu orang tidak bersalah yang kehilangan nyawa merupakan kematian bagi semua umat manusia.
“Apalagi ini ratusan, kami berharap pemerintah yang dalam hal ini diwakili TGIPF bekerja lebih serius, adil, dan objektif, agar semuanya bisa kembali normal,” ujarnya.
Pengamat olahraga yang juga anggota TGIP Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali, mengatakan para suporter telah menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka dalam upaya menyelamatkan sepak bola Indonesia dari masalah yang ada selama ini.
"Termasuk di antaranya adalah menyampaikan agar kasus Tragedi Kanjuruhan atau meninggalnya suporter di lapangan sepak bola tidak terjadi lagi ke depannya," ujarnya. "Ini merupakan dukungan moral yang besar sekali dari para supporter."
Ditemui usai memimpin rapat koordinasi evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan sepakbola Indonesia di kantor Kemenpora, Jakarta, kemarin, Menpora Zainudin Amali menegaskan kejadian di Stadion Kanjuruhan harus membawa perubahan ke arah positif.
Amali menekankan hal tersebut karena suporter sepak bola Indonesia selama ini membangun rivalitas cukup sengit.
“Sudah disepakati bahwa mulai sekarang tidak ada lagi narasi yang memprovokasi meskipun itu menjadi ciri khas tapi perlu disadari hal itulah yang menjadi pemicu,” ujarnya.
Amali mengajak seluruh suporter sepak bola Indonesia agar berkomitmen menuju arah perbaikan. Menurut Amali, suporter tetap menjadi bagian dari kemajuan industri sepak bola Tanah Air.
“Istilah yang sering didengar bahwa kita tidak ingin menempatkan suporter hanya sebagai konsumen tetapi mereka bagian dari ekosistem nasional,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (Persib) Teddy Tjahjono mengatakan kejadian kelam yang membuat 131 orang meninggal di Kanjuruhan ini adalah teguran keras bagi seluruh stakeholder.
"Kami turut menyerukan agar kita semua dapat berkaca dan memperbaiki segala kekurangan agar tidak ada lagi tragedi seperti di Stadion Kanjuruhan, Malang,” ujar Teddy.
Teddy juga mengajak semua suporter untuk bersama-sama bangkit dan memberikan yang terbaik untuk sepakbola Indonesia.
"Sudah cukup rivalitas antarsupporter, sudah cukup korban jiwa yang jatuh, sekarang saatnya kita melihat ke depan untuk kemajuan sepak bola Indonesia," ujarnya.
Hal senada disampaikan Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS) Andy Wardhanaputra. Tragedi di Kanjuruhan, kata Andy, harus menjadi titik balik untuk evaluasi dunia sepak bola di Indonesia. Evaluasi itu mulai dari manajemen pertandingan sampai mulai berubahnya rivalitas antar-suporter klub yang selama ini tumbuh subur.
"Kita harus evaluasi bersama, mudah-mudahan ke depannya kita bisa menyelenggarakan pertandingan dengan baik dan nyaman," ujar Andy.
Presiden Persija Jakarta Mohamad Prapanca berharap tragedi di Kanjuruhan tak lagi terjadi.
"Saya berharap semoga insiden di Malang menjadi kasus terakhir di sepak bola Indonesia," ujarnya.
Menyusul tragedi di Kanjuruhan, kompetisi sepak bola di Tanah Air, mulai dari Liga 1 hingga Liga 3 harus dihentikan untuk waktu yang belum bisa dipastikan. Selama tim investigasi belum selesai melakukan tugasnya, dipastikan tidak ada kompetisi sepak bola yang resmi bergulir. (tribunnetwork/abdila/kompas.com)
Baca juga: Marc Klok Berharap Suporter Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Beckham Putra Ambil Segi Positifnya