Tragedi Arema vs Persebaya
Kisah Penjual Nasi Goreng Buka 50 Kantung Jenazah Satu-satu Cari Anaknya Korban Tragedi Kanjuruhan
Kisah penjual nasi goreng Sugeng mencari anaknya merupakan satu dari kisah pilu saat pasca tragedi Kanjuruhan.
TRIBUNJABAR.ID - Kisah penjual nasi goreng Sugeng mencari anaknya merupakan satu dari kisah pilu lainnya pasca tragedi Kanjuruhan.
Sugeng harus membuka 50 kantung jenazah satu per satu untuk menemukan anaknya, Risky Dendi Nugroho (19) yang hilang saat tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pascalaga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Dalam tragedi itu ratusan Aremania meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Baca juga: Cerita Gian Zola dalam Tragedi Kanjuruhan, Ghea Youbi Syok Sang Pacar Baru Bisa Keluar Stadion Subuh
Sugeng tak menemukan anaknya di dalam kantong-kantong mayat itu. Ia baru menemukan Risky dalam kondisi tak sadarkan diri dan mendapat perawatan di RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Remaja yang baru lulus SMA itu menjalani perawatan medis sejak malam kelabu itu dan harus bernapas dengan alat bantu pernapasan.
"Kata dokter, dia kebanyakan mengirup gas air mata karena bisa kena paru-paru, dan bisa sesak," kata Sugeng kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/10/2022).
Risky masih belum bisa berkomunikasi. Terlihat Risky menangis tapi lebih banyak diam.
Sugeng tidak mendapat kabar terkait anaknya sampai pukul 01.00 WIB.
Setelah pulang dari jualan nasi goreng, Sugeng langsung menuju Stadion Kanjuruhan.
Sugeng kaget melihat stadion porak-poranda karena beberapa mobil terbakar, sampah berserekan, dan pecahan besi teronggok di sekitar stadion.
Sugeng keliling area dalam dan luar stadion untuk mencari sang anak.
Pria asal Jalan Ikan Piranha Atas, Kota Malang ini bergegas ke lima rumah sakit, mulai Gondanglegi, Pakisaji, RS Wava Husada, dan RSUD Kanjuruhan.
"Anak saya tidak ada di ruang pasien. Saya juga mencari di ruang jenazah," ungkapnya.