Tragedi Arema vs Persebaya
Ratusan Korban Terinjak-injak di Pintu Stadion Kanjuruhan Saat Tragedi Arema vs Persebaya
Duka dan pilu datang dari Malang, Jawa Timur. 'Big match' Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam berakhir tragis.
TRIBUNJABAR.ID - Duka dan pilu datang dari Malang, Jawa Timur. 'Big match' Arema vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam berakhir tragis.
Hashtag 'Tak Ada Sepak Bola yang Seharga Nyawa' pun menggema di linimasa media sosial.
Sumber resmi Polri menyebut sebanyak 125 orang meninggal, termasuk dua polisi yang saat itu bertugas. Sumber lain mencatat, korban meninggal mencapai 182 orang dan 191 lainnya luka-luka.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan kerusuhan terjadi tak lama setelah wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Baca juga: Al-fatihah Dilbacakan Petugas Pengamanan Persib vs Persija, Doakan Korban Tragedi Arema vs Persebaya
Saat itu, sebagian penonton yang kecewa dengan kekalahan Arema tiba-tiba merangsek masuk ke lapangan.
Melompati pagar pembatas stadion mereka langsung mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha menghalau. Namun, jumlah penonton yang masuk bertambah banyak, mencapai ribuan.
Saat yang sama, ribuan penonton yang berada di tribun juga berebut keluar stadion dari beberapa pintu keluar. "Berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.
Dari rekaman video saat kerusuhan terlihat, polisi juga sempat menembakkan gas air mata yang membuat ribuan orang di tribun penonton kalang kabut karena sesak dan pedih.
Karena tak tahan, mereka pun berebut untuk segera keluar. Inilah yang kemudian diduga menjadi pemicu banyaknya korban tewas dalam keusruhan pascalaga tersebut.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan polisi terpaksa melepaskan gas air mata untuk menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan.
Akan tetapi imbas dari penembakan gas air mata ini mengakibatkan ribuan suporter yang datang ke stadion berebut untuk segera keluar dari stadion.
"Akhirnya, setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12. Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," ujar Kapolda.
Baca juga: Aremania Kota Malang yang Meninggal Dunia Sebanyak 34 Orang, Semua Rumah Sakit Didata
Pimpinan Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, mempertanyakan penggunaan gas air mata yang sebenarnya sudah dilarang digunakan dalam pengamanan pertandingan.
"Saya pikir semua pihak menyesalkan penggunaan gas air mata yang sudah jelas dilarang oleh FIFA dan tidak masuk dalam SOP pengamanan pertadingan sepakbola," kata Sahroni.
"FIFA melarang gas air mata tentu ada pertimbangannya, yaitu gas air mata bisa memicu kericuhan dan kepanikan yang sangat berbahaya bila terjadi di stadion. Dan terbukti bila dilanggar, tragedi inilah yang terjadi. Ini jelas tertulis di Pasal 9b peraturan FIFA terhadap pengamanan stadion," imbuhnya.
Sahroni menyebut, insiden tersebut bukan lagi merupakan tragedi olahraga, namun sudah merupakan tragedi kemanusiaan berat. Sehingga harus mendapat perhatian penuh dari seluruh bangsa, terutama petinggi negara seperti presiden dan kapolri.

"Saya sebagai pimpinan Komisi III secara khusus meminta Kapolri untuk memberikan atensi luar biasa terhadap kasus ini. Usut tuntas dan tindak pihak yang bertanggung jawab," ujarnya.
"Kesalahan pasti ada di lebih dari 1 pihak, bisa suporter, panpel dan klub, atau aparat. Semua harus diusut. Namun yang jelas dan telak sudah dilamggar adalah penggunaan gas air mata oleh aparat," lanjutnya.
Menyusul kerusuhan ini, Presiden Joko Widodo pun memerintahkan penghentian Liga 1 selama setidaknya satu minggu. Presiden juga memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengambil langkah.
“Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga memerintahkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bersama Menpora Zainuddin Amali, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola. “Termasuk juga prosedur pengamanannya,” kata Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan telah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa untuk memonitor penanganan medis bagi korban di rumah sakit. “Agar mendapatkan layanan terbaik,” tuturnya.
Kepala Negara berharap peristiwa di Malang ini menjadi yang terakhir dalam dunia sepakbola di Tanah Air. “Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang. Sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” ujarnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengatakan telah berkoordinasi dengn Kapolri Jenderal Listyo Prabowo dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk mengambil langkah penanganan secara cepat dan tepat terhadap kejadian kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang merenggut ratusan nyawa. Tragedi di Kanjuruhan, ujarnya, harus menjadi yang terakhir dalam sepakbola di tanah air.
“Kepada mereka yang harus bertanggung jawab tentu harus bisa mempertanggung jawabkan sesuai aturan yang berlaku (aturan FIFA, aturan PSSI dan aturan-aturan lainnya yang berlaku di negara ini),” katanya.
Minta Maaf
Kemarin, melalui situs resminya, PSSI meminta maaf dan menyesali kerusuhan di stadion Kanjuruhan. "PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan," ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. "Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut."
Iriawan juga menyatakan kompetisi Liga 1 akan dihentikan selama satu pekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi.
Senada dengan PSSI, Pemerintah Kabupaten Malang juga menyesali kejadian tersebut. Bupati Malang, HM Sanusi mengatakan Pemerintah Kabupaten Malang akan menanggung biaya pengobatan suporter yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat kerusuhan itu.
"Kami sudah cek ke setiap rumah sakit tempat mereka dirawat, dan kami sudah sampaikan ke masing-masing kepala rumah sakit, Pemkab Malang akan menanggung biaya perawatannya," ungkap Sanusi dalam konferensi pers di Mapolres Malang.
Ia mengatakan, jumlah suporter yang harus menjalani perawatan medis di rumah sakit sebanyak 191 orang. Mereka dirawat di antaranya di Rumah Sakit Wava Husada, RSUD Kanjuruhan, Teja Husada, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang serta Rumah Sakit Syaiful Anwar, Kota Malang.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi mengungkapkan FIFA telah meminta laporan terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Arema FC kontra Persebaya, yang berakhir dengan kemenangan tipis 3-2 Persebaya.
“Tadi malam dan pagi, Wakil Sekretaris Jenderal telah komunikasi terus menerus dengan FIFA. Bahkan tadi pagi kita sudah menyampaikan laporannya karena ini memang kejadian yang luar biasa,” ujarnya dalam konferensi pers.
Yunus meminta publik untuk menunggu terkait investigasi yang telah dilakukan PSSI dan kepolisian. Investigasi terkait kerusuhan ini dilakukan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Jadwal
Pertandingan Arema kontra Persebaya Sabtu lalu tetap digelar pukul 20.00 meski kepolisian sebelumnya sempat meminta agar kick off pertandingan dimajukan menjadi sore hari dengan alasan keamanan.
Dalam surat permohonannya, Polres Malang juga menyertakan Perkiraan Intelijen Singkat Nomor: R/KIRKAT-110/IX/2022/Intelkam tertanggal 13 September 2022 tentang kerawanan sepak bola Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya.
Surat tersebut ditandatangani Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, 18 September 2022. Namun, dalam surat balasannya sehari kemudian, PT LIB menegaskan bahwa pertandingan antara Arema FC vs Persebaya tetap digelar sesuai jadwal yaitu Sabtu (1/10) pukul 20.00 WIB.
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris mengaku sangat berduka dengan kejadian ini. "Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema FC juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
"Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Kepada keluarga korban manajemen Arema FC memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan," ujar Haris.
Permohonan maaf juga disampaikan Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana melalui Instagram pribadinya @juragan_99.
"Sebagai presiden Arema FC saya meminta maaf yang tulus kepada seluruh warga Malang Raya yang terdampak atas kejadian ini. Saya sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa. Saya turut merasakan duka yang mendalam dan berbelasungkawa untuk para Aremania dan Aremanita yang menjadi korban dalam musibah Kanjuruhan tadi malam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis Gilang.
Kemarin, duka cita juga disampaikan PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) selalu official broadcaster Liga 1.
"Kita semua tidak pernah berharap tragedi seperti ini akan terjadi. Semoga tragedi ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak dan dilakukan evaluasi menyeluruh oleh semua pihak terkait sehingga kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa datang," tulis Gilang Iskandar, Corporate Secretary Indosiar dalam pernyataan tertulisnya.
"Sekali lagi kami turut berduka cita untuk para korban yang meninggal dan mendoakan arwahnya semoga diterima di sisi Tuhan Yang Mahakuasa." (tribun vetwork/ayu/fik/igm/mam/wly)