Pemilu 2024
Ridwan Kamil Diisukan Bakal Gabung Golkar, Soal Gabung Partai akan Dia Umumkan Tahun Ini Juga
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, diisukan akan bergabung dengan Partai Golkar. Isu merebak menyusul pertemuan Ridwan Kamil dengan Agung Laksono
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Januar Pribadi Hamel
TRIBUNJABAR.ID - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, diisukan akan bergabung dengan Partai Golkar. Isu merebak menyusul pertemuan Ridwan Kamil dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Agung Laksono, Rabu (28/9) malam.
Dalam kesempatan kersebut, Ridwan Kamil juga bertemu ketua PDK Kosgoro 1957 Jabar, Aria Girinaya, dan sejumlah pengurus.
"Silaturahmi, santai sambil ngopi antara anggota Wantimpres dengan Ridwan Kamil, yang hadir kader Kosgoro 1957 yang juga pengurus Golkar Jabar karena Agung Laksono juga orang Kosgoro’57," kata Aria dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun Jabar, Kamis (29/9).
Dalam pertemuan tersebut, kata Aria, Ridwan Kamil banyak mendapat nasihat dari Agung Laksono, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
Baca juga: Disukai Pemilih Muda untuk Pilpres atau Pilgub DKI, Pengamat Minta Ridwan Kamil Segera Cari Perahu
"Pak Agung Laksono memberikan nasihat pada Ridwan Kamil agar terus bekerja untuk warga Jawa Barat," ujar Aria.
Aria tidak menampik jika dalam pertemuan tersebut sekaligus membahas banyak hal terkait berbagai isu Jawa Barat dan nasional. Dalam kesempatan yang sama, Agung juga menyinggung soal kapan dan ke mana Ridwan Kamil masuk partai politik.
"Obrolan santai juga membahas mau lanjut Gubernur Jabar dua periode atau Gubernur DKI Jakarta atau malah ke nasional," tuturnya.
Ridwan Kamil , seperti dituturkan Aria, tidak secara gamblang menjawab pertanyaan tersebut.
"Beliau bilang, dia orang yang paling realistis dalam politik, yang terbuka paling lebar adalah jadi gubernur dua periode di Jabar. Namun banyak yang dorong untuk beresin DKI. Kalau soal RI 1 atau 2 itu ranah para ketua umum partai," kata Aria menirukan ucapan Ridwan Kamil.
Baca juga: Duet Anies-AHY, Ini Rumus PKS Dulang Suara Kemenangan di Pilpres 2024, Sebut Kampung SBY
Menurutnya, kans Ridwan Kamil berlaga di tiga kontestasi sangat terbuka. Meski masih menunggu keputusan politik, Aria menilai pembicaraan terkait Ridwan Kamil ke DKI menjadi obrolan yang menarik peserta pertemuan.
"Hasil survei di Jabar elektabilitas Ridwan Kamil sudah 70 persen. Di DKI juga nomor satu kalau tidak ada Pak Anies. Di nasional Ridwan Kamil konsisten nomor tiga atau empat di sejumlah hasil survei," katanya.
Meski berdimensi politik, Aria menegaskan pertemuan tersebut tidak ada hubungannya dengan isu Ridwan Kamil berlabuh ke partai politik.
"Pertemuan berlangsung akrab dan hangat, Pak Agung Laksono sekali lagi banyak memberikan nasihat, saya kira itu inti pertemuan kami," katanya
Tahun Ini
Ditemui seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Jabar, Kamis (29/9), Ridwan Kamil mengatakan akan mengumumkan keputusannya untuk bergabung dalam partai politik, paling tidak sampai akhir 2022. Ia mengatakan sampai saat ini, begitu banyak dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional menjelang 2024.
"Ya nanti dikabari lah. Ini kan dinamikanya banyak sekali," kata Ridwan Kamil seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Jabar, Kamis (29/9).
Ia mengatakan, saat bertemu dengan Agung Laksono, Rabu lalu, Agung Laksono tidak memposisikan diri sebagai petinggi Partai Golkar, tetapi sebagai amggota Dewan Pertimbangan Presiden.
"Ketemu Wantimpres lebih tepatnya. Jadi saya dapat nasihat supaya fokus berprestasi dalam pembangunan. Kalau karier politiknya nanti juga menyesuaikan dengan prestasi yang ditampilkan," katanya.
Disukai
Dari hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada pemilih muda (17-39 tahun) medio 8-13 Agustus 2022, Ridwan Kamil menjadi nama paling banyak disukai dalam Pilpres 2024.
Dalam survei 14 nama tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berpotensi meramaikan Pilpres 2024, Ridwan Kamil ada di urutan pertama dengan perolehan 92,2 persen, disusul Ganjar Pranowo 89,9 persen, Andika Perkasa 88,3 persen, dan Sandiaga Uno 88,5 persen.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan CSIS, Arya Fernandes, mengatakan dalam hasil survei ini, Ridwan Kamil bisa diperhitungkan untuk digandeng sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2024. Sebab, pemilih muda banyak yang menyukai sosok Gubernur Jabar itu.
"Kalkulasi politik saat ini yang paling memungkinkan Ridwan Kamil sebagai cawapres karena namanya bertengger sebagai yang terbesar," ujar Arya saat dihubungi, Kamis (29/9).
Survei simulasi pemilih muda ini dilakukan dengan menyodorkan 14 nama dan mengerucut di tujuh nama. Hasilnya, nama Ridwan Kamil mengungguli Ganjar Pranowo, Prabowo, dan Anies Baswedan.
"Ridwan Kamil memang punya potensi dilirik sebagai cawapres potensial. Kami memang enggak mencari tahu kenapa orang suka dan tidak suka. Kami hanya tanya soal popularitas dan kesuksesan," ucapnya.
Selain kesukaan, dalam survei ini Ridwan Kamil juga memiliki popularitas yang cukup baik. Nama Gubernur Jabar masuk di urutan ke tiga dari tujuh besar dengan popularitas yang tinggi dan mengalahkan beberapa tokoh nasional lainnya.
Adapun tingkat popularitas di urutan pertama ada Prabowo Subianto 96,9 persen, Anies Baswedan 91,0 persen, Ridwan Kamil 85,4 persen, dan Sandiaga Uno 84,4 persen.
Arya mengatakan dengan popularitas dan kesukaan pemilih muda yang tergolong tinggi, Ridwan Kamil harus segera memiliki kendaraan politik untuk melangkah di Pilpres 2024.
"Tentu pilihan untuk menjadi kader partai politik hal yang strategis. Karena, ini untuk meningkatkan peluang Ridwan Kamil bisa mencalonkan sebagai Cawapres 2024," katanya.
Disinggung soal potensi Ridwan Kamil untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta, Arya menjelaskan, hal itu juga bisa jadi pilihan. Akan tetapi, semua potensi ini kembali pada perhitungan politik dari Ridwan Kamil.
"Ini tergantung hitungan politik Kang Emil, karena kalau sebagai cawapres potensi ada dan saya kira tentu akan dikirim cawapres potensial, karena ada basis kuat di Jabar. Di DKI Jakarta juga saya potensial karena relatif tidak ada tokoh populer kuat di DKI Jakarta," ujarnya. (muhamad syarif abdussalam)